Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Keren, Every Story Matters bikin Kompasianer Makin diakui Publik

19 Oktober 2024   16:40 Diperbarui: 19 Oktober 2024   16:56 61 7
Keren, Every Story Matters bikin Kompasianer Makin diakui Publik
Ditulis oleh : eko irawan


Selamat Berulangtahun buat Kompasiana ke 16, Kompasianival Every Story Matters. Yang berulangtahun bukan spesial Kompasiana saja, tapi juga khusus bagi semua Kompasianer. Apakah setelah menjadi Kompasianer memberi dampak ? Dampak Apakah ? Apakah bermakna bagi Kompasianer setelah menjadi penulis yang menciptakan konten kontennya di Kompasiana ? Mari kita berbagi cerita disini. Semoga menginspirasi.

Rumah Konten Creator

Istilah Konten Creator sekarang bukan hal aneh dan asing. Dari anak anak, ibu ibu hingga profesional semua menyempatkan dirinya membuat konten Creator melalui berbagai platform. Hanya berbekal Handphone semua orang sekarang bisa membuat karya dimanapun dia berada dan kapanpun bisa dilakukan.

Konten Creator dibangun melalui medsos, website, video, aplikasi, komunitas dan berbagai platform lainnya. Salah satu bentuk Rumah konten Creator itu salah satunya menurut saya adalah Kompasiana. Berbagi cerita melalui Kompasiana ternyata memiliki keasyikan dan keunikan tersendiri dibanding dilakukan melalui platform yang lainnya. Kompasiana bagi saya telah menjadi rumah yang menaungi para pembuat konten. Rumah yang memberikan ruang ruang nyaman yang memberikan banyak pilihan kreatif. Terima Kasih Kompasiana telah membangun ruang kreatif ini menjadi rumah bagi para konten Creator didalamnya. Saya pribadi merasa berkembang setelah menjadi Kompasianer dibanding pengalaman saya pribadi membangunnya di platform yang lain. Semoga Kompasiana tetap bertahan dan menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Selamat Ulang Tahun Kompasiana.

Skala audience dan kapasitas Branding

Tiap orang membangun ruang ruang kreatif dan inovasi hampir di semua platform baik media offline maupun online. Berbagai ide ini diluncurkan diarea publik dan semua memiliki kisah ceritanya masing masing. Apakah berdampak ? Semua memiliki dampak dan pengaruh masing masing tergantung pada media yang digunakan dan seberapa besar skala personal branding yang dibangun yang bersangkutan diarea publik.

Saat nongkrong di tempat ngopi, adalah basic dari para pembuat konten melempar ide dan inovasinya diranah publik. Bisa hanya bercanda saja atau ngelantur dengan tujuan hanya melepas lelah. Komunitas ini diperlukan semua orang karena dalam hidup semua manusia butuh berkomunikasi sosial. Orang yang membatasi komunikasi sosial dengan lingkup sekitar akan terasing dan tidak akan punya teman curhat. Manusia sebagai makhluk sosial akan kehilangan fitrahnya. Apa mungkin mampu berangkat sendiri jika kelak yang bersangkutan meninggal dunia?

Diakui atau tidak, Pada dasarnya semua orang adalah pembuat konten. Ide dan gagasannya itu ditayangkan melalui media platform yang ada disekitarnya, ada yang melalui curhat, rasan rasan, ghosip, pergunjingan, menghakimi, bullying dan aneka bentuk lainnya. Yang baik, akan menginspirasi skala audience dari platform itu sendiri. Jika temanmu hanya satu orang, ya hanya dia saja yang paham apa maksudmu. Yang tidak baik, bisa membuat personal branding mu tercoreng sebagai tukang nggedarus, pintar omong tanpa bukti, tukang fitnah dan membuat dirimu dijauhi banyak orang. Aktif sebagai pembuat konten tapi isinya nyinyir, nyindir, menelanjangi aib dan merasa paling benar sendiri akan membuat dirimu gagal menginspirasi orang lain bahkan bisa berurusan dengan aparat hukum.

Apa hubungan Skala audience dan kapasitas Branding seperti apa yang saya tulis diatas dengan Kompasiana ? Secara umum, sebagai pembuat konten akan memberikan dampak tergantung pada skala audience dan personal branding yang tercipta karena tayangnya ide dan gagasanmu diarea publik. Saat kamu dikenal sebagai siapa akan menentukan seberapa laku ide dan gagasan akan memberikan dampak. Saat saya belum menjadi Kompasianer, berbagai inovasi ternyata tidak memberi dampak signifikan. Hanya sebatas ide nongkrong di warung kopi. Realisasinya bisa dianggap nggedarus alias omong kosong doang. Bahkan selepas saya pergi, bisa jadi bahan lelucon dan tertawaan belaka.

Namun saat saya bergabung dengan Kompasiana, output karya dari ide dan gagasan ini ternyata membuat saya punya tiket untuk diakui secara profesional diarea publik dengan skala yang lebih luas, bahkan nasional. Sebagian besar tulisan saya adalah puisi. Siapa akan baca puisi puisi saya dan siapa akan anggap saya sebagai sastrawan jika karya tersebut hanya disimpan sendiri dan ditayangkan diarea yang hanya sebatas teman nongkrong?

Sebagai pembuat konten, dengan ide, inovasi dan gagasan yang kita miliki dan tujuan kita menayangkan output karya ternyata butuh rumah yang diakui secara luas. Untuk alasan ini, saya sangat berterima kasih kepada Kompasiana. Bersama Kompasiana banyak hal positif mampu diraih. Selain menginspirasi, berbagi informasi, menghibur ternyata sebagai Kompasianer mampu membantu banyak gagasan agar launching ke area publik karena peran para Kompasianer sebagai support media partner yang berkompeten dan diakui. Ini yang sangat keren menurut saya. Terima kasih Kompasiana.

Every Story Matters

Bersama Kompasiana, tiap Kompasianer menurut saya, sangat terbantu dan terbangun secara positif personal branding nya di area publik. Setiap cerita selalu memiliki makna positif.
Kompasiana telah memberikan makna pengakuan publik yang signifikan. Tentu sebagai penulis harus tetap mematuhi aturan main dari Kompasiana. Dan saat  membangun komunikasi publik tetap juga harus menjaga aturan main yang berlaku dan nama baik dari Kompasiana.

Ketika tergabung sebagai Kompasianer, hal dasar yang harus dimiliki adalah gemar menulis. Menulis adalah kemampuan yang harus terus dilatih dan dikembangkan. Jika sekedar menulis huruf atau abjad anak TK saja bisa. Menulis disini tentu kemampuan merumuskan ide, gagasan, pikiran, perasaan, pengetahuan atau inspirasi dalam wujud tertulis. Setahun terakhir saya mencoba membangun konsep De Huize Sustaination disetiap karya saya di Kompasiana. Artinya satu tulisan harus mampu menumbuhkan makna keberlanjutan. Terus tumbuh. Oleh karena itu, tulisan saya akhirnya memiliki nomer urut seri ke seri yang terus berkesinambungan.

Jika berhasil tayang dengan satu topik apakah akan terhenti begitu saja? Itulah kenapa saya memotivasi diri dengan konsep De Huize Sustaination. Topik dan tema inilah yang akan mendorong kita fokus pada bidang tertentu dengan lebih dalam memahami luar dalam dari apa yang kita tulis. Mau jadi apa, pembuat konten tema apa dan mau jadi disebut sebagai siapa. Apa sebagai sejarawan, arkeolog, sastrawan, penyair, budayawan atau peliput berita. Giat literasi seperti yang dilakukan para Kompasianer ini memang sebuah bentuk perjuangan yang penuh tantangan. Ide sebenarnya sangat melimpah di kehidupan kita sehari hari, namun tak semua penulis mampu mengemasnya jadi karya. Kepekaan adalah kunci penulis aktif. Dari kepekaan ini mendorong upaya meningkatkan kualitas diri dari hari ke hari. Semoga Kompasiana dengan para Kompasianer nya semakin tumbuh dan berkembang di masa masa mendatang.

"Berhenti membandingkan kehidupanmu dengan orang lain, kamu memiliki cerita sendiri untuk ditulis."


De Huize Sustaination, 19 Oktober 2024











KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun