(Seri Puisi Asmaraloka #96)
Ditulis oleh : eko irawan
Bijak itu relatif. Ada yang bisa, banyak yang tidak. Hebat telanjangi orang lain, tapi goblok nilai diri. Merasa paling sengsara, paling menderita.
Marah marah tak lihat kenyataan. Sudut pandang sendiri, orang lain jadi keparat. Bela diri yang bodoh. Ciptakan drama tak bermutu di pentas dunia.
Kenapa tak jadi langit. Kenapa batasi diri dalam sempit. Merasa hidup jadi pahit. Merasa hidup terhimpit.
Saat bahagia diperjuangkan. Saat hidup diusahakan. Kenapa tidak satu frekuensi, saling dukung saling kuatkan. Karena saling gembosi itu, perlambat sampai tujuan.
Tak ada yang tak mungkin, saat yakin. Heboh jadi penonton, tapi tak ikut main. Hajat bersama, tapi nunggu lelah yang lain. Apa ada panen, nolak tanam tapi sibuk salah salahin.
Tak butuh drama. Lebih ksatria, Jadi apa adanya. Gandeng tangan melangkah bersama. Saling lengkapi capai bahagia.
De Huize Sustaination, 21 September 2024
Ditulis untuk Seri Puisi Asmaraloka 96