Ditulis oleh eko irawan
Liburan atau tidak, menulis tak kenal liburan. Musuh utama Penulis adalah rasa malas. Post Holiday Blues bisa terjadi Kapan saja, tak kenal waktu dan sifatnya tiba tiba. Berikut tips keluar dari rasa malas, agar tetap semangat karena menulis tak kenal liburan. Selamat membaca semoga menginspirasi.
1. Harus Punya Vibes Me Time
Penulis harus menyediakan ruang waktu premium bagi dirinya untuk menuangkan ide idenya agar jadi sebuah karya tulis.
Vibes me time ini harus ada setiap hari. Soal kapan dan dimana, tiap penulis punya style sendiri sendiri. Bisa tengah malam, selepas subuh, dan bisa berlokasi dirumah atau di cafe langganan. Vibes me time harus dibangun secara sadar dan terencana, sehingga penulis sendiri yang paham. Temukan saat nyaman masing masing. Suasana nyaman untuk menulis harus diciptakan. Menulis pasti terkendala dengan hal hal yang mengganggu dan tiap penulis punya pengalaman masing masing hal apa saja yang mengganggu proses kreatifnya.
2. Catatan ide
Â
Ide dan gagasan tema tulisan datangnya setiap waktu dan bisa datang dari mana saja. Sebuah ide dan gagasan jika hanya diingat ingat, beberapa menit berlalu bisa hilang. Ide dan gagasan kadang tidak datang saat me time karena faktor non teknis semisal kelelahan, banyak problem, kondisi cuaca atau tubuh tiba tiba kurang sehat. Idealnya, saat ide datang, segera tulis dalam catatan ide. Bisa di kertas atau di aplikasi yang sekarang sudah tersedia di smartphone.
Jika saat me time, gagasan ini langsung jadi karya, namun jika muncul di luar waktu ideal, sebuah ide dan gagasan tiba tiba bisa terlupakan. Jadi keberadaan catatan ide ini suka tidak suka harus jadi pembiasaan kreatif bagi seorang penulis. Saat me time tiba, buka kembali catatan ide dan wujudkan jadi karya. Jangan remehkan ide dan gagasan yang tiba tiba datang dan catatan ide ini jadi resource anti mati ide, yang mampu melawan rasa malas.
3. Management konflik
Tak semua orang mampu tetap kreatif disaat secara pribadi mereka menghadapi konflik kehidupannya. Masalah kehidupan datang setiap saat dan bisa jadi menghabiskan banyak waktu dan perhatian yang bersangkutan. Konflik pribadi kadang menyita pemikiran dan sangat mengganggu proses kreatif seorang content creator, termasuk penulis.
Management konflik adalah solusi menata pikiran dan hati yang mana permasalahan kehidupan bisa datang setiap waktu dan membutuhkan perhatian untuk penyelesaiannya, sementara proses kreatif bisa jadi terganggu. Masalah yang menumpuk bisa mematikan proses kreatif seseorang dan membuat seseorang menjadi malas. Dengan management konflik, seseorang akan mampu membagi waktu, pikiran dan perhatian secara kreatif dan berkualitas sehingga sekalipun banyak masalah, dia tetap mampu tampil prima dan fresh menghadapi berbagai tantangan kehidupan dan tetap kreatif berkarya.
Tetap tidak bisa? Tentu harus belajar dari pengalaman dan tetap semangat menjalani kehidupan dengan berpikir positif.
4. Jadikan Menulis Sebagai Hobby
Hobby adalah salah satu media melepaskan diri dari kepenatan kehidupan sehari hari. Salah satu solusi management  konflik adalah memiliki hobby, yang membantu secara kreatif seseorang lebih fresh. Kebetulan sebagai kompasianer, saya menjadikan menulis sebagai hobby. Dengan menjadikan menulis sebagai hobby, proses menulis menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan. Bagi yang menjadikan menulis sebagai profesi, berarti jangan anggap pekerjaan itu beban dengan cara menikmati, syukuri dan ikuti alur mengalir sesuai mekanisme.
Jenuh? Karena itu profesimu, maka jadwalkan liburan. Namun jika menulis adalah hobby, kejadian post Holiday Blues tidak bakal terjadi, karena pasca liburan malah berlimpah ide dan gagasan.
5. Motivasi dan Tujuan Hidup
Post Holiday Blues atau rasa malas pasca liburan adalah kondisi psikologis yang bisa terjadi pada siapa saja. Seorang teman saya pasti ijin pada hari Senin dengan alasan sakit, dan libur lagi dihari Jumat dengan berbagai alasan. Dia memprogram tubuhnya rasa malas pasca atau sebelum liburan, sehingga tubuh merespon dengan keluhan sakit. Rupanya dia tidak punya motivasi dan tujuan hidup yang bersifat kreatif. Dari dialog dengan ybs, dia sudah malas mengembangkan diri agar lebih baik. Dia malas belajar dan malas bertanya. Satu satunya kegembiraan dia adalah liburan.
Motivasi dan tujuan hidup harus dimiliki oleh siapapun, agar dalam menjalani hidup dia punya semangat. Motivasi dan tujuan hidup bukan hal yang harus diketahui atau diumumkan kepada khalayak umum, karena memang ada diranah pribadi. Seseorang akan malas jika dia tidak punya motivasi dan tujuan hidup. Dalam kondisi demikian, otak dan pikiran berisi hal hal yang bersifat negatif dan merugikan diri sendiri, misal merasa sudah tua, lemah, sakit dan tidak mampu. Jika demikian, tubuh dan pikiran jadi terprogram sesuai kondisi yang dipikirkannya tersebut.
Post Holiday Blues tidak akan terjadi pada mereka yang punya semangat. Coba tengok orang kasmaran, maka motivasi hidupnya begitu membara untuk kekasihnya tersebut. Jadi milikilah motivasi seperti orang kasmaran. Tak kenal lelah, tak kenal hujan atau malam hari, demi kekasihnya dia rela lakukan apapun.
Kesimpulan
Bagi seorang penulis yang menjadikan menulis sebagai hobby, post Holiday Blues tidak pernah terjadi. Pasca liburan, ide dan gagasan justru semakin berlimpah. 5 tips diatas memang secara khusus membahas dari sisi dunia penulis. Menulis tak kenal liburan dan hal ini bisa menginspirasi banyak profesi lainnya agar tetap optimis dan tetap kreatif menjalankan hidup dan kehidupan.
Terima kasih sudah membaca, semoga menginspirasi.
De Huize Sustaination, 5 Januari 2024