(Seri Klik Soulmate #9)
Ditulis oleh eko Irawan
Melemah, melambat dan sering terganggu. Sebentar bentar, memorimu penuh. Piranti lunakmu tak dukung. Piranti kerasmu mulai hancur, patah dan hilang.
Sekarang ada, sudah beda nyawa. Disini rumah baru dengan pesona lainnya. Data data yang tersedia, turut sirna. Kembali meraba, kembali mendata.
Tak bisa mengkloning hadirmu. Kurelakan kau pergi. Hadirmu pernah berarti. Terima kasih kau pernah ada, mewarna karya menyimpan rasa.
Matinya Soulmate bernama handphone. Hal biasa, tapi saat banyak simpan kenangan berharga, tentu apa daya. Selamat jalan, kau kan dikenang. Dalam karya yang terus abadi.
De Huize Soulmate, 30 Oktober 2023
Ditulis untuk Seri Klik Soulmate 9
Behind the Poem
Puisi ini sebagai penghargaan tertinggi untuk sebuah piranti tekhnologi genggam yang membantuku selama ini. Entah sejak kapan aku menggenggammu. Bukan barang baru, tapi handphone bekas yang pernah dipakai putriku. Dia minta ganti piranti baru, dan yang lama dikasihkan ayahnya.
Menurut anakku, kinerjanya sudah ketinggalan jaman namun no problemlah, karena masih bisa dipakai.
Kenapa handphone ini jadi istimewa? Karena dari layar nya pernah terancang lebih dari 1500 karya luar biasa. Kemampuan download, editing, pengetikan, browsing hingga upload semua dikerjakan siang malam.
Di memorinya penuh dengan file project yang membantu bikin cover sebuah karya dengan gemilang. Aku dan dia sudah jadi soulmate yang klik begitu ide tulisan hadir di kepala langsung tersuguh semua filenya.
Klik yang berjalan ini mulai terganggu dengan kinerja handphone itu sendiri. Micro SD yang membantu menyimpan mulai sering trouble dan tidak terbaca. Bahkan dia mampu membaca harddisk komputer. Tentu ada aplikasi tambahan.
Dari segi layar memang tidak terganggu. Namun baterainya mulai Soak. Dipakai sebentar sudah habis. Perlahan karena usia, mulai sering error. Tiba tiba mati dan sulit dihidupkan, apalagi saat telat ngecash dan kondisi baterai dalam kondisi kritis. Lama lama tombol on off nya kasus hingga lepas juga tombol volumenya.
Soket tombol charger juga mulai rusak, hingga kalau dichas harus diganjal kertas. Dua bulan terakhir harus rajin bawa tespen untuk jaga jaga menghidupkan soket on offnya. Dan Sabtu pagi 28 Oktober 2023 jadi akhir dan itulah ending matinya Soulmate bernama handphone.
Belakangan proses berkarya terganggu dengan kemampuannya hingga hilang juga beberapa tulisan yang tersimpan di memorinya karena kematiannya.
Ini lah yang menyebabkan banyak file tiba tiba hilang dan celakanya, untuk proses migrasi ke handphone pengganti harus bersusah payah karena kemampuan mengingat password juga menurun, dan dibackup dalam foto yang juga ikutan terhapus dalam matinya hendphone tersebut.
Terima kasih sudah menemani dari touring dari malang Lumajang Surabaya hingga Jogja hingga lahir banyak tulisan dari kinerjamu. Puisi ini akan jadi pembelajaran, bahwa benda mati bernama handphone ternyata seperti bernyawa dan tak tergantikan perannya. Jasamu tetap akan jadi kenangan, karena engkau pernah membantu banyak kepentingan. Rest in peace for you my soulmate.