(Seri Puisi Epigram #7)
Ditulis oleh : Eko Irawan
Bagai pohon Diombang ambing badai. Rontok luruh hampir tumbang. Buah Pun berguguran. Seolah akar tercabut dari pijakan.
Di Pucuk memang anginnya besar. Tumbuh itu harus kuat dari akar rumput. Harus mampu pilah prioritas, mana terpenting, mana bisa ditinggalkan. Jangan terus hanyut lupa tujuan.
Terpukau sepanjang jalan. Disanjung kanan kiri, entah empati atau dimanfaatkan. Seolah terkenal, seolah dibutuhkan. Tujuan diri tertatih, tujuan orang laju terdepan.
Butuh mengandeng, butuh dukungan. Tapi jangan lupa, kita tumbuh dari mana. Sudahkah kokoh merangkul bumi. Sudahkah tangguh teguh dalam pijakan.
Punya daya tawar itu harus. Hadirmu bukan alat orang lain. Kau butuh dihargai, setara dan seimbang. Karena waktumu taruhannya hidupmu.
Siapa peduli urusanmu, siapa peduli kebutuhanmu. Suka menolong harus, tapi dimanfaatkan kebaikanmu apa harus tunduk? Fokus itu kunci agar kau tak dihabisi. Habis waktumu, lupa tujuanmu.
Belajarlah introspeksi, mampu menilik diri sendiri. Agar peka, tak mudah dibodohi srigala berbulu domba. Fokus, yang baik jaga sepenuh jiwa. Seleksi, jangan ikuti semua peran tapi kau tak dihargai.
Malang, 17 Juli 2023
Ditulis untuk seri Puisi Epigram 7