(Ultimate Consciousness Series #21)
Ditulis oleh : Eko Irawan
Orang lebih cepat tanggap dihina. Beda dengan dipuji. Disanjung, apa lagi dirayu. Terlena dahulu, sadar kemudian.
Tapi dihina itu menyakitkan perasaan. Bisa marah, bisa tersinggung. Mengkritik boleh, tapi merendahkan? Sukur tak dipukuli, tapi doa terburuk pasti didapat.
Pergaulan itu timbal balik. Yang Tahu diri, ukur diri jadi makhluk langka. Maunya menang sendiri, ngomong sesuka hati. Tak punya perasaan, tak kenal Tepo sliro.
Hati hati harus jadi prioritas. Jangan sok umbar janji, tapi nol besar. Orang bermartabat itu bisa dipercaya. Jadi panutan kok penipu, apa rasa malunya sudah sirna.
Bicaralah singkat, seperlunya, jelas dan bermakna. Komunikasi itu bukan teka teki, apalagi tebak tebakan. Banyak omong juga tiada guna. Tapi jangan diam saja, tak akan ada yang paham, apalagi mengerti.
Jadilah dikenal, tapi tahu tempatnya. Ini bukan panggung lawak, Bicara pakai etika, bicara pakai logika. Benar menurutmu, apa selalu benar menurut orang lain. Kamu siapa ditentukan caramu Bicara.
Malang, 4 Juli 2023
Ditulis untuk Seri Ultimate Consciousness Series 21