Manusia itu Khalifah, pemimpin dibumi. Minimal memimpin diri sendiri. Amanah jaga bumi. Ciptakan lingkungan bersih lestari. Untuk anak cucu penerus nanti.
Air itu simbol semangat. Simbol kegigihan. Simbol ketaatan, Paham jalan kemana harus mengalir. Taat dalam siklus alam, ada saatnya jadi sumber. Ada saatnya jadi hujan.
Filosofi air, pegangan para pemimpin. Air senantiasa turun mengalir ke bawah. Merangkul para bawahan. Menang kuasa, tapi dibawah mampu Menyerap aspirasi, mengolah rasa menyatu padu. Mengabdi diri untuk lingkup sekitar.
Air tiada pernah memaksa, tapi air mengikis perlahan. Perubahan adalah proses yang harus dihargai. Tak perlu buru buru membuat keputusan, karena semua bisa direncanakan dengan matang.
Air juga pandai mencari celah. Bijak dan tangguh menjawab kesulitan perjuangan. Mampu olah berbagai cara, mampu temukan solusi terbaik untuk bawahannya. Gigih tanpa kenal menyerah, tangguh tanpa lempar tanggung jawab.
Dan pemimpin itu, harus seperti air, siap menampung segalanya. Air tak pilih pilih, tapi air mampu olah bersih segala kotoran, racun dan sampah. Air mampu menjernihkan, tak hanya memilih yang baik baik saja. Tak hanya mendengar yang disukainya belaka. Air menerima ikhlas apapun itu tanpa tendensi.
Air mampu setara. Sebanding adil tanpa membeda. Air hujan tetep diterima air tanah. Air tawar tetap serasi selaras dengan air asin. Saat air menguap jadi awan dilangit tinggi, air tidak sombong. Itulah filosofi pemimpin sejati.
Seperti air. Yang tetap menyegarkan. Tetap menyejukan. Tapi jangan salahkan air saat banjir. Air tetap ramah, jika manusia menjaga air selayaknya. Jaga lingkungan, jaga alam dengan cinta.
Malang, 10 Februari 2023
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk seri Jaga Bumi Lestari #2