Seorang saudara sepupu yang merupakan guru senior di sebuah STM negeri, selalu menolak ketika dicalonkan menjadi kepala sekolah. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Ketika saya tanya sebabnya, dia hanya menyatakan bahwa dia merasa tak bakal sanggup menangani "budaya setoran", yang berlawanan dengan prinsip-prinsip hidup yang dipegangnya dengan kuat. Baginya menjadi guru adalah pengabdian, bukan sarana mencari kekayaan lewat jabatan. Ketika ditanya lagi apakah betul dan ada bukti masalah setoran ini, hanya dijawab sambil lalu; yahh... pokoknya ada lah.
KEMBALI KE ARTIKEL