Aku mengenal seorang lelaki dengan postur tubuh sedikit Kurus, dan rambutnya yang keriting. Suaranya yang lembut dan kepintarannya yang kadang aku manfaatkan.
Aku dan Rama kenal sudah cukup lama. Berteman lalu menjadi kekasih. Sebenarnya aku tidak memiliki perasaan cinta. Aku membutuhkan Rama karena dia pintar, dia selalu siap saat aku membutuhkan bantuannya.
Berbeda dengan Rama. Dia begitu bangga memiliki aku sebagai kekasih. Dia menganggap aku adalah matahari di kehidupannya. Bangga memperkenalkan aku pada keluarga dan teman-temannya.
Aku mungkin matahari, tapi bukan matahari yang bisa menyinari kehidupan seorang pria dengan kebahagiaan. Aku mungkin matahari, tapi bukan untuk bersinar memberikan kehangatan.
"Aku mohon Elma, berusahalah untuk menjadi Elma yang ku kenal dulu. Elma yang santun, baik hati, ramah, penuh kasih sayang. Jangan kamu terus mengingat kekecewaan yang terdahulu. Jangan samakan aku dengan lelaki brengsek itu" ucap rama dengan bernada sedikit kencang.
"Maafkan aku Rama. Aku bukanlah matahari yang berasal dari pikiran mu. Aku matahari yang hanya akan memberikan panas membakar hati mu. Aku matahari yang hanya akan merusak jiwa kamu. Aku matahari yang hanya akan membuat mata mu mengeluarkan air mata" kata ku.
Aku pergi dengan meninggalkan luka di hati Rama. lelaki yang menjadi korban atas kekecewaan ku pada lelaki lain di masa lalu.