Setelah selesai sarapan dengan pisang goreng, nasi goreng, dan teh manis hangat, kami pun bertiga (aku, Rereh, dan Helmi) mencuci piring di dapur Ibu Siti, tempat cuci piring masih menggunakan bambu bambu yang tersusun dan dibuat lebih tinggi dari tanah disekitarnya, namun kuat untuk menampung bak yang berisi air.Â
KEMBALI KE ARTIKEL