Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Kejutan dari Surabaya: Kota Terbaik Partisipasinya Se-Asia Pasifik (bag-1)

17 Juli 2012   00:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:53 9186 16

Di tengah buruknya reputasi Indonesia di kancah internasional, ada angin segar berhembus dari Surabaya. Jika biasanya Indonesia selalu m

Berita yang dirilis Kantor Berita Antara menyebutkan penghargaan tingkat internasional untuk kategori partisipasi terbaik itu diberikan Citynet, organisasi pemerintah daerah se-Asia Pasifik. Sampai sekarang anggota Citynet berjumlah 124 yang tersebar di 77 kota. Sekjen Citynet yang juga mantan Wali Kota San Fernando, Filipina, Mary Jane Ortega mengatakan, Kota Surabaya mendapatkan penghargaan ini karena mampu mengajak "stakeholder" terlibat dalam pembangunan kota yang berkelanjutan. "Kota ini tidak hanya dimiliki wali kota, tapi juga seluruh warga kota. Ini bisa terlihat dari keterlibatan seluruh 'stakeholders' dalam membangun kota.

Menurut Program Director Citynet, Bernadia Irawati Tjandradewi, penghargaan ini pertama kali diberikan Citynet pada anggotanya sejak 25 tahun berdiri. Selain Surabaya, Yokohama menerima "City to City Award for Best Partner". Sedangkan Seoul, Korsel mendapatkan "City to City for Tomorrow" dan Kota Mikita di Filipina menerima "City to City for Cooperation". Dewan juri dan "United Nation Economic and Social Commission for Asia and the Pacific" (UNESCAP) dan perwakilan Citynet melakukan penilaian dengan objektif. Menurut dia, alasan pemberiaan penghargan partisipasi terbaik di Surabaya karena semua pihak terlibat dalam pembangunan kota, mulai masyarakat, swasta maupun universitas. "Dari kriteria yang kami buat, Surabaya paling bagus," tandasnya. (sumber : ANTARA JATIM)

Penghargaan ini diberikan pada Seminar Internasional Citynet, Rabu (11/7), di Shangrila Hotel. Dalam kesempatan tersebut Walikota Surabaya, Tri Rismaharini sangat bangga atas penghargaan yang telah diterima Pemerintah Kota Surabaya. Dalam kesempatan itu, Bu Risma menyampaikan bahwa masa depan bukanlah terjadi karena kebetulan, melainkan karena keputusan. Tindakan yang kita ambil hari ini akan menentukan apa yang akan terjadi kemudian. “Begitu juga dengan Kota Surabaya, sejak tahun 2000 yang lalu kami memutuskan untuk mengatasi permasalahan lingkungan dengan serius dengan melakukan pendekatan multi stakeholder dan menggandeng serta melibatkan semua pihak terutama masyarakat,” ucapnya.

Namun, menurut Bu Risma, Kota Surabaya masih harus banyak melakukan perbaikan. Ia mengatakan bahwa fokus perbaikan yang akan dilakukan dengan segera merealisasikan moda transportasi massal di Surabaya. Ada beberapa pilihan transportasi yang bisa diterapkan di Surabaya. Seperti di wilayah Surabaya Utara dan Selatan bisa menggunakan transportasi trem. “Sudah ada dua lembaga besar Internasional yang akan membantu membangun transportasi massal di Surabaya. Namun, untuk merealisasikan hal itu perlu adanya kajian yang butuh waktu lama. Saya juga sudah sampaikan kepada mereka, kalau bisa kajian tersebut bisa selesai tahun 2013,” jelasnya.

Mary Jane C. Ortega mengatakan, penghargaan ini independen, tidak ada satupun walikota yang tergabung di organisasi Citynet tidak mengetahui adanya hal ini. Menurutnya, Kota Surabaya pantas mendapatkan penghargaan ini. Sebab, Kota Surabaya merupakan salah satu Kota yang ramah dan layak dihuni oleh siapa pun. “Saya kagum kepada Ibu Risma. Sebab, dia bekerja 24 jam per hari. Kedepan Ibu Risma memiliki tantangan yang sangat berat. Yakni harus bisa mengurangi kesenjangan sosial antara warga miskin dan kaya di Surabaya. Surabaya layak diakui dunia,” katanya.

Hal senada disampaikan Bernadia Irawati Tjandradewi, Kota Surabaya merupakan kota partisipasi terbaik aktif dari seluruh kota yang tergabung di Citynet. Sebab Surabaya dinilai punya peranan besar dalam hal kepedulian lingkungan. “Di Surabaya, partisipasi warganya sangat bagus. Untuk mewujudakan kampung yang bersih dan hijau tak bisa dilakukan sendiri oleh Pemerintah saja. Tapi, keterlibatan dan kesadaran masyarakat menjadi salah satu poin penting dalam terwujudnya lingkungan yang baik di Surabaya. Berkat prestasi yang didapat, Kota Surabaya bisa lebih dikenal di dunia internasional,” pungkasnya. Ini merupakan penghargaan bergengsi di Asia Pasifik. Pasalnya, kota terbaik dipilih dari ratusan kota dari sekitar 24 negara di Asia Pasifik yang tergabung dalam organisasi Citynet. (sumber : Lensa Indonesia)

Penghargaan itu melengkapi Piala Adipura yang beberapa waktu lalu juga diraih Surabaya. Ini membuktikan Surabaya adalah kota yang layak untuk disandingkan dengan kota-kota terbaik di Asia Pasifik. Tulis Harian Republika. (Sumber : REPUBLIKA Online)

Saya sendiri tahu tentang penghargaan tersebut lewat tayangan TV One, hari Sabtu pagi. Kebetulan tak lama setelah itu TV One menayangkan diskusi tentang Pilgub DKI. Seorang pengamat menyatakan : keberhasilan pembangunan suatu daerah sangat mustahil jika hanya mengandalkan pemimpinnya semata. Sebab seorang pemimpin memiliki keterbatasan waktu dan periode menjabat. Karena itu, yang terbaik adalah jika pemimpin daerah tersebut mampu mengajak serta warga dan elemen masyarakatnya untuk berpartisipasi membangun dan menata kotanya, serta terus memeliharanya. Jika ini yang terjadi, meski terjadi pergantian kepemimpinan, maka pembangunan daerah tersebut secara berkelanjutan bisa tetap terjaga.

Menurut saya – yang menghabiskan lebih dari separuh umur saya, setidaknya dalam 22 tahun terakhir tinggal di Surabaya – dari sekian banyak faktor yang berkontribusi menjadikan Surabaya sebagai pemenang, saya melihat ada 2 hal yang bisa jadi keunggulan kota Surabaya. Pertama : pendayagunaan bangunan-bangunan kuno menjadi kantor-kantor Pemerintah atau Bank BUMN maupun swasta, sehingga tetap terjaga sebagai cagar budaya. Bentuk fisik luar bangunan tak mengalami perubahan dan pemugaran, hanya bagian dalam dan interior saja disesuaikan dengan kebutuhan kota masa kini. Ini tentu membutuhkan partisipasi dari instansi Pemerintah dan swasta yang bersedia merawat dan menggunakan gedung-gedung tua itu.

Sedangkan yang kedua adalah asrinya wajah kota yang ditopang oleh banyaknya taman kota yang memberikan nuansa segar dan hijau. Taman kota ini juga jadi sarana rekreasi gratis bagi warga kota. Beberapa taman bahkan dilengkapi dengan hotpsot yang menyediakan WiFi gratis, sehingga remaja dan mahasiswa bisa mengerjakan tugas yang membutuhkan koneksi internet, sambil bersantai di taman. Tetap terjaganya keindahan dan kebersihan taman, tentu tak luput dari peran warga sebagai penggunanya.

Benar bahwa pembanguan berwawasan lingkungan di Surabaya ini didukung oleh semua stake holder. Beberapa bulan lalu, saya baca berita bahwa ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) menerapkan kebijakan bersepeda onthel masuk kampus, sehingga kendaraan bermotor wajib di parkir di luar lingkungan kampus, karena untuk masuk kampus sudah disediakan sepeda. Suasana asri ini juga bisa dilihat di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Dalam tulisan ini saya tampilkan beberapa foto pemanfaatan gedung-gedung kuno dan bersejarah di Surabaya, yang masih terawat dan indah. Pada bagian kedua, saya akan tampilkan foto-foto taman-taman kota dan obyek wisata buatan (bukan alam) yang dibangun di Surabaya. Semoga keberhasilan Surabaya disusul oleh kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Pada bagian - 2 akan saya tampilkan foto-foto taman kota dan tempat wisata buatan (non alam) di Surabaya.

---------------------------------------------------------------------------------------

Special thanks to my friend Rachmad S. Adikencana yang merelakan foto-foto hasil jepretannya saya unggah di sini, melengkapi hasil jepretan saya yang tak seberapa bagus. Thanksa lot juga sudah bersusah payah mencarikan keterangan untuk gedung-gedung kuno dalam foto di atas.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun