Ini cerita tentang Bang Guston Katanyo, bukan Gaston Castanyo pemain bola asal Argentina yang baru saja putus dari Jupe. Tapi Bang Guston yang ini seorang koki. Ya, koki handal yang bisa meramu resep masakan apa saja. Dia tak pernah kehabisan ide untuk membuat resep masakan baru. Sebab, dari situs Yahoo, dari Detik, dari mana-mana banyak resep masakan yang bisa diambilnya, tinggal tambahkan bumbu dasar lalu tumis sebentar, jadilah resep masakan baru buatannya. Karena merasa berbakat di bidang mengolah masakan, Bang Guston memutuskan berinvestasi di bisnis restoran. Seluruh tabungannya dia tumpahkan untuk membangun sebuah resto megah dengan eksterior dan interior menarik. Pokoknya, dari luar tampilan restonya menarik abis!
Restonya dinamai : “GUSTON MEDIA CENTER”. Wow keren! Mirip jaman kampanye Capres. 2004 dulu ada Amien Rais Media Center, trus 2009 SBY bikin Blora Media Center. Bang Guston juga memajang foto terbaiknya dengan tampilan paling santun. Tapi entah kenapa, meski Bang Guston sudah berusaha menjamu pelanggan restonya dengan masakan terbaiknya, tetap saja restonya sepi. Tak seperti resto lain yang meski interiornya sederhana tapi pengunjungnya membludak. Padahal, ayam goreng Mbok Berek atau Gudeg Yu Jum yang cuma pasang foto perempuan tua bersanggul aja laris manis diserbu pembeli.
Akhirnya Bang Guston studi banding ke sudut alun-alun tempat nongkrong orang makan. Ternyata di situ ada PUJASERA (Pusat Jajan Serba Ada) yang dikelola pasutri Mimin dan Ngademin. Pujasera ini tak pernah sepi pengunjung 24 jam. Mimin dan Ngademin tak perlu memasak, mereka cuma nyediain tempat aja, siapapun boleh menaruh lapaknya di sana. Mau ber-KTP kek, atau enggak kek, gak masalah. Sebab Mimin dan Ngademin tak menyediakan Jamsostek, Jamkeskin dan Raskin, jadi pedagang tak perlu beridentitas.
Konsepnya : Pujasera itu terdiri dari banyak gerai, ada gerai masakan Sunda, Padang, Jawa Timuran, Jawa Tengah, Manado, Bali, dll. Komplit dah pokoknya. Pemilik lapak bisa nitipin dagangan di gerai mana aja. Hari ini masukin kue ke gerai Gorengan, besok jual rujak cingur di gerai Jawa Timuran, lusa memasok rendang di gerai Padang, sah-sah saja. Nah, Bang Guston tertarik, “siapa tau kalo aku buka lapak di sini, aku bisa menarik pelanggan untuk datang ke resto pribadiku” pikirnya. Maka Bang Guston pun mendaftar buka lapak sejak 30 Januari 2012.
Sebulan berjualan di Pujasera, Bang Guston belum puas dengan tingkat penjualannya. Tengok kanan-kiri, kok ada lapak yang laris manis diserbu pembeli, padahal cuma jualan gorengan seharga gopek-an yang kriuk-kriuk digoreng pake migor curah yang dikasih plastik. Atau sekedar bikin donat bercampur borax dan lilin. Dilihatnya di lapak sebelah, ada koki-koki yang menurut pengamatan Bang Guston kerjanya cuma teriak-teriak mengkritik masakan koki lain, tapi anehnya masakan koki yang itu-itu saja laris manis diserbu pembeli. Bang Guston kesel setengah mati pada Sarpin Sontoloyo (SS) dan Lontong Markotop (LM). Apa sih rahasia kedua koki itu?
Usut punya usut, ternyata rahasianya ada pada sistem rating yang diterapkan si Mimin dan Ngademin. Ada 4 kartu warna merah, kuning, hijau, biru, masing-masing untuk menilai masakan yang TERFAVORIT, TER-INOVATIF, TERMENARIK dan paling BERMANFAAT. Kalo pembeli puas dengan masakan yang dibelinya, mereka bisa masukin kartu sesuai nilai yang diberikan pembeli ke mesin hitung si Mimin. Selama 24 jam mesin ini akan memajang 5 jenis masakan di tiap-tiap kategori. Tentu saja 5 masakan yang masuk kategori TERFAVORIT akan ramai dipesan pembeli. Nah, Bang Guston yakin SS dan LM piara tuyul untuk membuat mesin hitung si Mimin ngadat tiap kali mereka menyuguhkan masakan. Bang Guston lupa, SS dan LM pedagang lama yang sudah punya pelanggan fanatik yang serasa belum makan kalo belum mampir ke lapak SS dan LM.
Akhirnya Bang Guston memutuskan, dia harus punya keluarga yang bisa diajak kerjasama mendongkrak penjualan lapaknya. Dinikahinya seorang janda beranak 7 pada tanggal 29 Pebruari 2012, persis sebulan setelah ia buka lapak di Pujasera. Kini, dengan mengajak 8 anggota keluarga barunya, Bang Guston bisa memberi rating pada masakannya. Ternyata, kiatnya cukup jitu! Bisa menaikkan hit pengunjung lapaknya. Akhirnya Bang Guston keranjingan menikah lagi. Mulai tanggal 10, 11, 12 dan 13 Maret 2012 ia menikahi janda-janda beranak banyak. Makin banyak anak makin bagus, pasukannya makin kuat! Sesuatu banget deh motto “banyak anak banyak rejeki”!
Kini, hampir tiap hari lapaknya ramai pengunjung. 5 – 6 menu masakan yang disajikannya tiap hari, selalu saja nangkring di peringkat atas masakan TERFAVORIT, TER-INOVATIF, BERMANFAAT dan TERMENARIK. Tak peduli masakannya cuma daur ulang, toh itu juga bentuk inovasi resep bukan? Kadang diambilnya balado paru dari gerai masakan Padang si Zulaeha, dicucinya sisa cabe merah, lalu paru digoreng dan siap dijual di gerai Gorengan. Pernah juga dicomotnya fuyunghai dari gerai Chinese Food, dibersihkannya sisa saus, dipotong-potongnya fuyunghai, tambahkan tepung kanji dan goreng renyah, siap disajikan di gerai Gorengan. Pokoknya, masakan berat pun jadi cemilan renyah di tangan Bang Guston. Dan yang penting, si Minim dan Ngademin yang galak pun tak tau kiatnya mendongkrak penjualan.
Sayang, ulahnya ini mulai tercium koki lain. Sarpin Sontoloyo menyindirnya yang rajin bikin menu sampai 6x sehari, padahal masakannya cuma hasil daur ulang. Sakit hatinya bukan main pada si SS. Zulaeha teriak katanya balado parunya kok tiba-tiba dijual di gerai gorengan. Dan yang paling kurang ajar si Lontong Markotop, ia terang-terangan teriak-teriak kalo Bang Guston ngerahin anak-anak tirinya buat memvoting masakannya. Si Mimin dimintanya tegas bertindak. Sialnya, si Mimin dengerin teriakan si LM. Masakannya yang nangkring di tiap kategori langsung dicopot. Sejak itu semua pelanggan tau, Bang Guston punya banyak piaraan sampe 30-an. Herannya lagi, koki-koki lain pada ikutan nyinyir neriakin kecurangan Bang Guston gara-gara si LM ini.
Sebenarnya si Mimin dan Ngademin punya kategori lain, yaitu masakan yangmasuk Hidangan Lezat (HL) dan Terekomendasi. Biasanya masakan yang dapat tanda HL dan Terekomendasi ini dijamin laris. Masalahnya : pemilihannya jadi hak prerogatif si Mimin dan Ngademin. Bang Guston sirik setengah mati, masakannya tak pernah di HL-in si Mimin. Sementara koki lain yang menurutnya masaknya asal-asalan malah dibilang Hidangan Lezat atau menu Terekomendasi. Lengkap sudah kegalauan Bang Guston.
Merasa kelangsungan usahanya di Pujasera sudah tak lagi cerah, Bang Guston mutusin kontrak dengan si Mimin. Hari ini, 22 Maret 2012, ia pasang pengumuman di lapaknya : ia akan pisah ranjang dengan Pujasera! Hari itu masakannya “Nasi Goreng Pisah Ranjang” laris manis. Tentu saja setelah sebelumnya anak-anak tirinya disuruh memvoting supaya Nasi Goreng Pisah Ranjang nangkring di urutan teratas menu TERFAVORIT. Semua penghuni Pujasera tahu bang Guston tak akan lagi jualan di situ, karena akan fokus membesarkan resto pribadinya.
Tapi bukan Bang Guston kalo tak banyak akal. Sakit hatinya pada koki-koki usil dan jutek harus terbalaskan. Mulailah ia bikin lapak mirip lapak si SS. Eksterior dan interiornya dijiplak abis! Lalu lewat lapak SS palsu ini ia bikin pengumuman si Sarpin Sontoloyo bakal nikahin Mpok Iroh. Bang Guston tahu, si Mpok yang satu ini galak, makanya ia berharap Mpok Iroh bakal nyap-nyap nyemprot si SS. Kalo itu terjadi, perang antar lapak bakal seru. Keduanya bakal mengerahkan para pengunjung setianya untuk saling lempar piring dan bakar-bakaran. Lebih rame ketimbang perang Delta VS Darsem. Kalo sudah begitu, keduanya bakal hancur lebur dan Bang Guston bisa senyum lebar.
Tapi entah kenapa, Mpok Iroh tak bereaksi seperti yang diharapkan. Hari itu penyakit judesnya lagi absen kali. Sebaliknya, si SS bikin pengumuman ada yang memalsukan lapaknya. Terpaksalah Bang Guston menutup lapak palsunya. Tapi mulai tengah malam, ia kerahkan anak-anak tirinya bikin masakan dari TOMCAT, serangga kecil yang bisa bikin manusia kelabakan, kena sentuh aja langsung melepuh tuh kulit. Si Tommy Kurniawan jualan “Tomcat Goreng Mentega”, Bondan Gunawan menyajikan “Balado Tomcat Pedas”, Kris Tiantono mengolah “Rujak Petis Tomcat” dan putri tirinya, Karina Damayanti mempromosikan “Tiramisu Cheese Cake Tomcat”. Pemakan masakan itu dijamin akan langsung merasa gatal dan panas di sekujur tubuh.
Sambil memasarkan masakannya, anak-anak itu menyebar issu sensitif : 15 koki Pujasera menjual masakan HARAM karena mengandung lemak babi dan menggunakan penglaris piara tuyul. Bang Guston tau, pengunjung Pujasera punya standar moral yang tinggi soal kehalalan masakan. Sedikit saja tercemari lemak babi, pasti masakan lain tak bakal laku lagi. Sekali seorang koki diissukan piara tuyul, lapaknya bakal sepi pengunjung. Puluhan anak-anak tirinya disebar untuk saling dukung mempromosikan masakan tomcat mereka.
Tentu saja 15 koki yang dituduh langsung gatal dan panas. Tapi sialnya pengunjung ternyata cerdas, mereka tak percaya begitu saja koki langganan mereka jual makanan haram. Dan 15 koki itu pun pasang pengumuman di lapak mereka dengan caranya sendiri-sendiri, buat kasih kabar ke seluruh pengunjung kalo ini semua ulah Bang Guston. Makin tahulah pengunjung Pujasera, kalo sebenarnya yang piara banyak tuyul dan nyebarin masakan mengandung Tomcat itu Bang Guston. Tapi Bang Guston yang sudah nyiapin alibi dengan pamitan, gak bisa ditindak.
Diam-diam, tengah malam Bang Guston menyelinap ke Pujasera. Resep hidangannya “Semur Tomcat sebagai Alat Propaganda” yang didalamnya ada catatan pengakuannya kalo piara tuyul, kini dimusnahkannya. Juga menu terakhir yang sempat nangkring di peringkat teratas masakan TERFAVORIT, yaitu “Nasgor Pisah Ranjang” kini dimusnahkan juga. Bang Guston lupa, dengan ramainya gonjang-ganjing masakan haram dari 15 koki, sebenarnya lapaknya sedang diamati banyak orang. Jadi sedikit saja ia pindahkan kursi, semua orang tau. Apalagi sampai mencopot baliho menu terlarisnya. Makin jadi perbincangan di lapak-lapak koki lainnya.
Itulah tragedi Bang Guston. Koki yang sempat fenomenal karena produktif menghasilkan menu, meski kemudian disinyalir menu masakannya hasil daur ulang. Kini serbuan anak-anak tirinya menyebar masakan mengandung tomcat, juga GATOT alias gagal total. Masakan itu rata-rata cuma laku 100 porsi saja, kini malah terpaksa dimusnahkan sebelum ketahuan Minim dan Ngademin. Tapi Mpok Iroh sudah sempat memotret beberapa menu masakan anak-anak tiri Bang Guston dan fotonya dipajang di lapak Mpok Iroh. Berarti, serangan berikutnya peringkat Mpok Iroh naik ke daftar pendosa terberat, sejajar dengan Sarpin Sontoloyo dan Lontong Markotop. Yah, semoga saja Bang Guston sadar dan mendingan konsentrasi ngurusin resto pribadinya saja. Pujasera sudah tak kondusif lagi baginya.