Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Babak Baru Kasus Nunun: Ada Keterlibatan Mantan Marinir AS?!

18 Desember 2011   04:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:07 567 5
keterangan : rumah sewaan Nunun di Bangkok, Thailand

Hujan semalaman sampai pagi membuat saya mengurungkan niat untuk jogging dan senam seperti biasa tiap Minggu pagi. Akhirnya TV-lah satu-satunya hiburan di Minggu pagi kelabu ini. Tapi tak dinyana, ada diskusi menarik di TV One. Masih seputar Nunun, didahului dengan liputan anak-anak dan menantu yang mengunjungi Nunun di RS Polri. Diskusi pagi itu mendatangkan 3 orang, seorang diantaranya adalah Redaktur Majalah Tempo. Dari dialah info baru saya dengar. Dan ini semakin menguatkan dan membenarkan dugaan saya selama ini tentang si Oom yang menjadi CUKONG di balik kasus suap cek pelawat 24 M.

Narasumber meminta KPK mencoba mencari jalan lain untuk menelusuri dari mana asal muasal cek pelawat tersebut, tanpa harus menunggu Nunun sehat. Bukankah sudah jelas cek tersebut dikeluarkan oleh Bank AG, dengan alasan untuk pembayaran pembelian lahan sawit bagi PT. First Mujur Plantation. PT. FMP ini pun milik grup AG. Dan salah satu saksi kunci yang sudah meninggal, Ferry Yen, yang disebut sebagai pemilik lahan, ternyata menurut penelusuran Tempo sama sekali bukan pemilik lahan, bahkan ia tidak dikenali di daerah tersebut. Lagi pula, saat transaksi pembayaran lahan sawit itu dilakukan – jika memang benar ada – justru terjadi lebih 2 jam kemudian setelah cek pelawat beredar di tangan anggota DPR Komisi IX. Makin tak masuk akal kan?

Fakta lain yang diungkap Redaktur Tempo, berdasarkan penelusuran didapati fakta bahwa selama buron berpindah-pindah Negara, Nunun selalu dikawal oleh sebuah jasa pengamanan yang pimpinannya adalah seorang mantan Marinir Amerika Serikat! Wow! Pantas saja Pak Busyro bilang ada kekuatan besar yang melindungi Nunun! Fakta ini didapat dari hasil penelusuran terhadap berbagai manifest penerbangan yang digunakan Nunun selama buron, ada orang yang selalu menyertai Nunun ke Negara manapun Nunun pergi. Nama orang tersebut selalu tercantum ada dalam penerbangan yang sama dengan Nunun. Kata si Redaktur pula, orang ini sudah pernah datang ke Jakarta dan sudah pernah bertemu Adang Daradjatun.

Kita tentu masih ingat, keberadaan Nunun di Thailand pernah diungkap Majalah Tempo yang memuat foto Nunun sedang shopping dengan latar belakang logo brand Celline. Selang 2 minggu kemudian, Nunun ditangkap. Sebelumnya, Majalah Tempo terbilang media yang paling aktif ikut memburu keberadaan Nunun. Ketika Nunun belum kabur pun, saya ingat pernah membaca berita di Tempo, yang mencoba mengkonfirmasi kebenaran Nunun sakit dari teman-teman sosialita Nunun. Majalah ini juga mengungkap kebiasaan Nunun menggelar peragaan busana mewah di rumahnya. Dari teman-teman sosialitanya pula didapat keterangan bahwa sebenarnya Nunun tidak sakit. Lalu ketika pertama kali mangkir dari panggilan KPK dengan alasan berobat, Majalah Tempo memburu Nunun dengan mendatangi RS di Singapura tempat Nunun di rawat dan menemui dokternya sambil menunjukkan release KPK bahwa Nunun di tetapkan sebagai tersangka. Akhirnya si dokter marah dan tak mau lagi menangani Nunun karena ternyata dia buron. Hal inilah yang membuat Adang berang. Kegeraman Adang pada Majalah Tempo ini pernah diungkapkannya dalam wawancara TV.

Kini, Redaktur itu menjanjikan berita tentang perusahaan jasa pengamanan yang mengawal Nunun bakal dijadikan headline Majalah Tempo yang bakal terbit sore nanti. Termasuk didalamnya keberadaan sang mantan Marinir AS. Jasa pengamanan seperti itu tidaklah murah. Siapa yang merogoh kocek untuk menjamin agar Nunun tetap tak diciduk KPK? Jangan lupa, rumah sewaan Nunun di Bangkok juga tergolong besar dan mewah. Harga sewa rumah berlantai 2 itu tentu tak murah. Dan jika Nunun hanya tinggal seorang diri saja, perlukah menyewa rumah sebesar itu? Mengingat Nunun bukan type ibu rumah tangga yang kerjaannya beres-beres rumah dan memasak. Bukankah tinggal di apartemen lebih praktis? Saya tetap gak yakin Nunun selamanya sendirian. Sebab dulu Adang pernah mengaku dalam wawancara TV, bahwa ada yang menemani Nunun. Keterangan Adang memang sering berubah-ubah tergantung sikon.

Kembali ke soal cukong di balik suap pemilihan DGS BI. Banyak pihak yang sudah mulai mengarahkan dugaan kepada pemilik Bank AG. Seorang pengusaha yang tidak memiliki bank tampaknya tak akan ngoyo merogoh kocek 24 M demi terpilihnya seorang MSG menjadi DGS BI. Satu lagi, mengingat kegigihan Majalah Tempo selama 2 tahun ini memburu berbagai fakta tersembunyi terkait Nunun dan orang dibelakangnya, tampaknya selain karena tujuan jurnalisme, juga karena Majalah Tempo pernah berurusan dengan orang kuat itu yang pernah menyuruh segerombolan preman menyerang dan merusak kantor Majalah Tempo. Jadi wajar saja jika Tempo kali ini ingin memenangkan pertarungan melawan si cukong. Minimal ikut menguak keterlibatan si Oom dalam kasus suap cek pelawat. Wah, jadi penasaran pengen baca berita lengkapnya di edisi cetak, kenapa ya si mantan Marinir AS bisa ikutan ngawal Nunun? Binun.com, hehehe...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun