Hari ini di beberapa berita online saya baca berita tentang kejadian yang melibatkan tigaorang pria ditemukan tewas dalam mobil di Pekanbaru. Dugaan sementara adalah korban tewas karena keracunan udara dalam mobil.
Disebutkan dari pihak kepolisian setempat kalau mobil yang awalnya terparkir di lokasi depan suatu warung makan. Oleh warga sekitar akhirnya dicurigai karena sudah beberapa lama penumpang mobil tidak juga turun keluar. Setelah itu polisi yang dilapori warga pun datang untuk melihat apa yang terjadi dalam mobil tersebut. Tim polisi yang datang ke lokasi mencoba untuk mengetuk kaca, dan setelah tidak ada jawaban kemudian polisi memecah kaca mobil tersebut. Ternyata di dalam mobil ditemukan tiga orang yang sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Mobil yang digunakan adalah mobil baru dari jenis Toyota Corolla Altis bernomor polisi B 8742 GV. Hal ini diketahui dari surat kendaraan yang menunjukkan kalau kendaraan ini baru dibeli pada 22 Desember 2012 di Jakarta yang akan dibawa ke Aceh. Berdasarkan penyelidikan polisi tidak ada indikasi kriminal yang terkait dengan kematian tersebut. Mereka meninggal diduga karena kelelahan dan tertidur di dalam mobil. Pada saat inilah mereka keracunan udara di dalam mobil sehingga merengut nyawa mereka.
Memang kepastian peristiwa itu masih diselidiki oleh pihak berwajib, namun memang peristiwa keracunan gas dalam mobil sudah banyak terjadi di berbagai tempat. Keracunan udara yang dimaksud ini sebenarnya karena terhirupnya gas karbon monoksida ke dalam tubuh. Gas yang memiliki rumus kimia CO ini memang sangat reaktif dan kemudian mengikat hemoglobin dalam darah. Efek yang kemudian terjadi adalah tubuh kekurangan oksigen dan kemudian supplai oksigen ke dalam otak akan berkurang. Kekurangan supplai oksigen ini umumnya berlangsung secara perlahan dan tanpa disadari oleh korban yang mungkin akan merasakan lemas, mengantuk dan kemudian terlelap. Pada saat inilah kemudian tubuh sudah tidak berdaya dan tidak sadar yang berujung pada kematian.
Dari pemahaman yang saya ketahui memang gas CO itu sangat patut diwaspadai. Gas CO yang tidak berbau ini memang dapat membunuh seseorang dalam hitungan menit. CO dapat dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, baik dari elpiji, bensin, minyak tanah atau bahkan dari arang. Gas CO keluar bersama asap atau gas-gas lain. Pada prakteknya gas-gas ini dikeluarkan melalui knalpot pada kendaraan ataupun melalui cerobong pada tungku di rumah atau pabrik. Dengan demikian kontak CO pada manusia dapat dihindari karena gas CO ini akan terbuang ke udara luar.
Namun seringkali gas CO yang terbuang ini menjadi ancaman sendiri. Hal ini terjadi saat gas CO terakumulasi di ruangan terbatas dan ada manusia atau hewan di ruangan tersebut. Efeknya tentu CO akan meracuni manusia atau hewan itu yang berakibat pada kematian. Pada situasi ini, gas-gas CO yang terbuang akan berada di ruangan dan menyebar untuk ikut terhirup dalam sistem pernafasan yang kemudian meracuni. Oleh karena itu sangat dihindari pembakaran atau penggunaan bahan bakar pada ruang yang tertutup atau tanpa ketersediaan saluran pembuangan yang memadai.
Kembali pada masalah keracunan gas CO di mobil. Hal ini dapat dilihat dari asalnya kalau gas CO diproduksi dari pembakaran bahan bakar untuk menghidupkan mesin. Gas hasil pembakaran ini tentunya sudah dikeluarkan lewat pipa knalpot untuk dibuang ke udara luar. Namun pada prakteknya gas ini juga dapat terbawa masuk ke dalam ruang kabin mobil melalui jalur pendingin udara. Hal ini dapat terjadi jika mobil berada dalam keadaan diam, namun mesin kendaraan dan ac dalam keadaan hidup. Terlebih lagi jika situasi ini dilakukan berada dalam ruangan sempit tanpa ventilasi memadai seperti di dalam garasi mobil. Kalau sudah seperti ini maka peluang keracunan gas CO bagi orang yang berada di dalam mobil sangat besar.
Untuk kasus yang saya ceritakan di atas, penyebab kejadian juga mungkin mirip. Mobil sudah digunakan dalam waktu lama dan jarak cukup jauh. Saat itu mesin sudah bekerja lama dan pendingin ac pasti dihidupkan. Pengemudi dan para penumpang dipastikan sudah dalam kondisi lelah. Saat mengambil istirahat, boleh jadi gas CO ini kemudian masuk dalam kabin dan terakumulasi tanpa disadari mereka. Orang yang pada mulanya ketiduran tidak akan sempat lagi bereaksi untuk menolong orang lain maupun diri sendiri karena kesadaran yang sangat cepat menurun. Hal ini terbukti ketiga-tiga penumpang mengalami hal yang sama. Dari berita disebutkan memang mesin dalam keadaan mati. Namun diketahui kalau bensin dari mobil tersebut habis yang artinya mesin mati karena kehabisan bensin karena sewaktu para penumpang masih sadar mereka tetap menghidupkan mesin untuk membuat pendingin tetap hidup. Jadi memang sangat besar kemungkinan kalau kejadian ini memang karena keracunan gas CO.
Untuk menghindari kejadian keracunan gas dalam mobil maka dapat dilakukan dengan pencegahan oleh kita semua. Memanaskan mobil hendaknya jangan dilakukan di dalam garasi tertutup. Mesin juga harus dirawat baik sehingga pembakaran bbm bisa berlangsung sempurna. Kalau mengendarai mobil kemudian akan memberhentikanmobil dalam waktu lama seperti parkir atau beristirahat, hendaknya mesin mobil dimatikan dan ac tidak perlu dihidupkan. Jika perlu keluar dari kendaraan saja. Mungkin cara-cara tersebut dapat dilakukan untuk menghindari kematian akibat keracunan gas CO ini.
Semoga bermanfaat.