Kala senja bergulir, ucapan salam memecah keheningan, menggelegar seperti kilatan petir. Saraf-sarafku terhenti, tak berdaya menelusuri aliran darah dan oksigen menuju otak. Tubuhku merespons dengan terbangun, mengarahkan langkah menuju pintu.Â
KEMBALI KE ARTIKEL