EMBUN pagi menusuk tajam, meresap ke dalam jubah perjuangan yang kian lusuh dimakan waktu. Di sini, di tengah hutan perbatasan Perak yang menyimpan sejuta rahasia, aku---Harun bin Mahmud---menemukan diriku terjebak dalam lilitan pengkhianatan bersama idealisme yang tidak bertepi.
KEMBALI KE ARTIKEL