Capek berkeliling, aku jadi ingin buang air kecil. “Ayah, Alif mau pipis”, sahutku. “Oke”, ayahku membalas singkat. Ayah lantas menggendongku ke bagian punggungnya. “Biar cepat”, kata Ayah.
Sampai di toilet, buka celana, lantas aku langsung pipis. Tapi tak lama kemudian terdengar ayahku berteriak pelan, “yah, kakaaak”, keluhnya.
Gerakan ayah membuatku terbangun dari tidur. Oh ternyata cerita pulang kampung tadi hanya mimpi dan ternyata, aku mengompol! Aku berpaling ke ayah. Terlihat bajunya basah. Tentu saja karena ompolku.
Mendengar sedikit keributan di kamar tidur, Bunda bergegas datang. Melihat apa yang terjadi, ia hanya tersenyum manis, “Tuh Ayah, sama kakak aja bangun, sedang sama Bunda susah banget dibanguninnya”, kata Bunda pura-pura ngambek karena Ayah susah banget dibangunin buat makan sahur.
Ayah segera bangkit, lantas mengambil handuk. “Butuh cara spesial buat bangunin ayah”, katanya sambil menjulurkan lidah ke arah Bunda di bibir pintu kamar lalu segera pergi.
Tapi Bunda juga punya cara spesial untuk mengingatkan Ayah, “Jangan lama-lama mandinya, Yah. 10 menit lagi Shubuh”. Bunda lantas meletakkan Blackberry Telkomsel-nya ke atas meja rias. “Hihihi, biar jadi sahur keren buat ayah,” bisik ibu ke arahku.
“What!” teriak Ayah dari dalam kamar mandi.