Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Jadi Duta Keuangan Syariah, Kenapa Tidak?

3 Mei 2016   01:25 Diperbarui: 3 Mei 2016   01:42 349 2
sebelum tulisan ini terbentuk, saya sempat dibuat gempar oleh dunia keuangan syariah dunia, dimana lembaga riset Islamic Research and Training Institute (IRTI) merilis Islamic Finance Country Report for Indonesia (IFCR).  Isi rilis yang dipaparkan merupakan laporan berseri yang memaparkan kondisi dan peluang serta prospek keuangan syariah diberbagai negara-negara muslim. Berbagai ulasan mengenai peluang dan tantangan industri keuangan syariah di Indonesia diantaranya adalah mengenai perkembangan industri keuangan syariah yang lambat dibandingkan negara malaysia karena setelah lebih dari 20 tahun hanya berkontribusi dalam kisaran 5 %. Hal ini diikuti dengan market share bank syariah yang hanya 4,8 % dari total industri perbankan, serta reksa dana hanya 4,5 % dan sukuk yang belum lama ini banyak diperbincangkan sebagai opsi lain dari investasi hanya sebesar 3,2%. Hal lain yang mempengaruhi adalah dari aspek regulasi dan infrakstuktur keuangan syariah yang masih jauh tertinggal. Hal itu juga disertai dengan masih minimnya pembiayaan syariah dimana hanya ada 2 Bank besar sebesar 68 % dan pada sektor ritel hanya sebesar 63% dan hanya ada 5 Bank yang turut andil. Kemudian juga diikuti masih minimnya peluang investasi di sektor korporasi dimana hanya menyumbang 1,57% terhadap produk domestik bruto (PDB). Berbagai sektor industri halal merupakan pasar yang belum tergarap secara maksimal dimana Indonesia hanya menempati peringkat 10 dari 70 negara muslim dengan rincian keuangan syariah di peringkat 9, industri makanan halal pada peringkat 13, fashion dan pakaian peringkat 25, rekreasi peringkat 48 dan kosmetik serta farmasi peringkat 6.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun