Upacara adat ini mulai dilaksanakan saat masa pemerintahan sultan Bima yang kedua yaitu Sultan Abdul Khair. Oleh para penasihat religi beliau yang berasal dari Minang Melayu, beliau dianggap kurang mencintai Agama Islam sehingga terus dilakukan pencerahan oleh para ulama penasihatnya. Sang sultan kemudian tercerahkan dan menghelat upacara adat bersendi Islam sebagai bentuk kecintaannya.
KEMBALI KE ARTIKEL