Salah satu kontribusi utama realisme adalah kemampuannya memberikan landasan yang kokoh bagi ilmu pengetahuan dan penelitian empiris. Dengan mengakui adanya realitas obyektif, realisme memungkinkan para ilmuwan untuk bekerja berdasarkan asumsi bahwa fenomena dapat diamati, diukur dan dipahami. Sebagai contoh, dalam bidang kedokteran, keyakinan bahwa penyakit disebabkan oleh patogen yang nyata dan dapat dideteksi telah menghasilkan kemajuan besar dalam diagnosis dan pengobatan. Namun, filsafat realisme Juga menghadapi berbagai kritik. Salah satu kritik utama datang dari idealisme dan Konstruktivisme sosial, yang berpendapat bahwa apa yang kita anggap sebagai realitas adalah hasil dari konstruksi mental atau sosial. Menurut pandangan ini, persepsi manusia terhadap dunia sangat dipengaruhi oleh bahasa, budaya, dan konteks sosial, sehingga sulit memastikan bahwa kita benar-benar memahami realitas sebagaimana adanya Sebagai contoh konsep waktu dapat dipahami secara berbeda di budaya Barat dan Timur, menunjukkan bahwa realitas tidak sepenuhnya obyektif. Selain itu, dalam filsafat sains, realisme ilmiah seringkali dikritik oleh anti-realisme. Pendukung anti-realisme berargumen bahwa teori-teori ilmiah hanyalah alat untuk memprediksi fenomena, bukan representasi akurat dari realitas. Misalnya, meskipun teori atom sangat berguna, anti-realis mungkin berpendapat bahwa kita tidak dapat memastikan apakah atom benar-benar "nyata" atau hanya merupakan model konseptual. Realisme juga mendapat tantangan dari skeptisisme Skeptisisme mempertanyakan kemampuan manusia untuk mengetahui realitas secara pasti Sebagai contoh, bagaimana kita dapat yakin bahwa apa yang kita lihat, dengar, atau rasakan adalah representasi akurat dari dunia luar? Kritik ini mendorong pendukung realisme untuk terus memperbaiki argumen mereka dan mencari cara menjembatani kesenjangan antara persepsi manusia dan realitas obyektif. Meskipun menghadapi berbagai kritik banyak filsuf dan ilmuwan tetap mendukung realisme karena keyakinannya yang member kan pijakan stabil untuk memahami dunia.
Dalam era modern ini, realisme menjadi fondasi bagi berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan teknologi, dan kebijakan publik Dengan mengakui keberadaan realitas obyektif. realisme membantu manusia mengambil keputusan berdasarkan fakta dan bukti, bukan sekadar opini atau keyakinan subyekt Sebagal penutup, filsafat realisme adalah pandangan yang menekankan keberadaan dunia luar yang independen dari pikiran manusia. Dengan kontribusinya dalam berbagai bidang, realisme telah membentuk cara manusia memahami dan Denriteraksi dengan dunia Meski demikian kritik dari idealisme, konstruktivisme sosial, danskeptisisme menunjukkan bahwa realisme bukan tanpa tantangan. Oleh sebab itu, diskust mengenai realisme tetap relevan dan penting untuk memperdalam pemahaman kita tentang realitas dan posisi manusia di dalamnya. Dengan terus mengeksplorasi dan mengkritisi pandangan ini kita dapat meningkatkan cara kita memahami dunia dan hidup di dalamnya