Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Filsafat Realisme

25 Desember 2024   22:06 Diperbarui: 25 Desember 2024   20:05 35 0
Filsafat realisme merupakan salah satu aliran pemikiran yang memberikan pengaruh signifikan dalam sejarah filsafat. Secara umum, realisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa dunia luar atau realitas objektif memiliki eksistensi independen dari persepsi, pikiran, atau kesadaran manusia. Dengan kata lain, keberadaan realitas tidak ditentukan oleh apakah manusia memikirkannya atau tidak. Realisme mencakup berbagai cabang, seperti realisme metafisik dan realisme epistemologis Dalam konteks realisme metafisik, pandangan utamanya adalah bahwa objek-objek di dunia memiliki eksistensi yang mandiri dari pikiran manusia. Sebagai contoh, gunung tetap ada meskipun tidak ada yang melihat atau memikirkannya. Pendekatan ini bertolak belakang dengan idealisme, yang berpendapat bahwa realitas sepenuhnya tergantung pada kesadaran atau pikiran manusia. Walaupun banyak sumbangannya, realisme juga menghadapi kritikan Salah satu kritikan utama lalah pandangan ini boleh mengabaikan peranan subjektiviti dalam memahami realiti Sesetengah ahli falsafah berpendapat bahawa persepsi manusia sentiasa dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya, menjadikannya sukar untuk mendakwa kewujudan realiti objektif yang benar- benar terpisah daripada pengalaman manusia Secara keseluruhannya, falsafan realisme menawarkan perspektif yang kukuh tentang kewujudan dunia fizikai dan peranan manusia dalam memahami dan berinteraksi dengan dunia tersebut Walaupun dikritik pengaruhnya tetap kelihatan dalam banyak aspek kehlaupan akademik dan praktikal hari ini Dalam ranah epistemologi, realisme membahas hubungan antara manusia sebagai subjek pengetahuan dan dunia luar sebagai objek pengetahuan. Realisme epistemologis berpendapat bahwa mahusia dapat mencapai pengetahuan yang benar dan obyektif tentang dunia melalui pengalamari serta metode timian Keyakinan pada kemampuan manusia untuk memahami dunia ini telah menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan modern Sebagai contoh, teori-teori dalam bidang fisika atau biologi sering kali berakar pada asumsi bahwa ada hukum-hukum alam yang obyektif yang dapat ditemukan melalui penelitian dan eksperimen. Realisme juga memiliki implikasi yang signifikan dalam bidang etika dan estetika. Dalam ranah etika, realisme moral menyatakan bahwa nilai-nilai moral adalah fakta obyektif yang tidak bergantung pada pandangan individu atau budaya tertentu. Misalnya, tindakan seperti pembunuhan atau pencurian dianggap salah bukan karena kesepakatan sosial, melainkan karena adanya kebenaran moral yang obyektif yang mendasarinya. Di sisi lain, dalam estetika, realisme estetis menyatakan bahwa keindahan merupakan kualitas obyektif yang inheren dalam karya seni atau alam, bukan hanya preferensi subyektif.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun