Salah satu sebab terkonsepnya pendekatan historis-kritis adalah pluralnya agama dalam suatu daerah. Ketika dikatakan sebuah daerah hanya memiliki agama tunggal, islam misalnya, sedikit kemungkinan akan ditemukan perbedaan-perbedaan yang mendasar di dalamnya. Kebudayaan daerah setempat dengan nilai-nilai keagamaan masyarakat sudah menjumpai titik temu. Sehingga konflik perbedaan tidak terlalu banyak. Tetapi sebaliknya, jika dalam sebuah daerah dijumpai lebih dari satu agama, toleransi menjadi harga mati. Dan disinilah Islam Historis menjadi pahlawan tersendiri bagi masyarakat yang terlibat langsung dengan pluralitas keagamaan suatu wilayah.