Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Saya dan Orang Buta

26 Desember 2009   06:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:46 333 0
Muhammad Asnawi, namanya tetanggaku yang berjarak sekitar 150 meter dari rumah, orangnya masih muda dan energik berumur sekitar 35 tahun . Tapi sejak lahir telah ditakdirkan Allah tidak bisa melihat, dia bukan penduduk disini. Menumpang kos dirumah tetangga disediakan 1 buah kamar sebagai tempat praktek pijat refleksi dan pijat kesegaran.

Asnawi mempunyai 3 orang anak, 1 perempuan dan 2 laki laki, 1 orang bersama dia. Sedangkan yang satu laki ditempatkan di Panti Asuhan, anak permpuannya kerja di warung kecil di Terminal di Kota kecilku. Sejak beberapa tahun yang lalu telah ditinggal isterinya yang normal. Keseharian dia hidup bersama anaknya yang berumur 9 tahun.

Keterampilan yang dia miliki adalah Pijat memijat yang didepan rumahnya bertulisan Pijat Berijazah. Lumayan juga pendapatannya, ada saja yang mau pijatnya, bersedia dibawa kemana saja kerumah orang yang mau dipijat.

Untuk memperlancar pergaulannya dia mempunya sebuah handpone merk Nokia, selalu dia bawa, nah keterampilan menulis membalas sms, membaca ( orang lain yang membacakan) dengan berdasarkan nada tombol, juga di hafal nama orang yang akan dikirim sms tersebut. Itu bila sudah termasuk daftar buku hpnya.

Nah yang mau kuceritakan adalah tentang shalat berjama'ah di mushala ( langgar), dari rumah dia berangkat menuju musahala dengan pelan pelan mengayun ayunkan tongkat ajaibnya dan berdasarkan suara adzan saat dikumandangkan. Tapi bila dia rajin bangun pagi pukul 04.30 ( Pkl 04.50 Shubuh Wita) dia tiba duluan di mushala. Berhubung masih awal dia berwudu dulu dan mencari sendiri kunci pintu yang memang diletak atas pintu, terus menuju depan mencari pengeras suara serta microphon ( kontak listik dipasang nya) dengan cara meraba - raba.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun