Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Pemimpin: Telaah figur capres 2014.

27 Juni 2014   07:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:40 172 0
Menarik, kolom Opini Koran Kompas, Kamis 26 Juni2014, ditulis oleh Hamdi Muluk dengan judul : Ilusi Pemimpin Besar .

Berangkat dari peribahasa Minangkabau (saya sendiri merasa lebih memilih frasa: falsafah) : Pemimpin itu ditinggikan seranting, didahulukan selangkah.

Inti dari artikel tersebut, kalau boleh saya menyimpulkan bahwa, seorang pemimpin tidak secara " ujuk- ujuk" atau tiba- tiba menjadi besar.

Sebelumnya orang beranggapan bahwa pemimpin itu semacam Satrio Piningit, Raja Agung, semacam Ratu Adil yang sengaja diutus Tuhan untuk menyelesaikan masalah didunia, sehingga akhirnya pada kemunculan pemimpin besar, sering disertai pengkultusan pemimpin tersebut sehingga kadang dianggap setengah Dewa.

Ciri pemimpin menurut falsafah Minang, membuka mata kita untuk Pencerahan : Pemimpin itu ditinggikan seranting, didahulukan selangkah. Artinya tidak ada seorang pemimpin yang tiba- tiba menjadi tenar dan memimpin, harus ada proses bertahap dari bawah lama-lama naik kepuncak ketenaran dan kepemimpinan.

Falsafah tersebut memberi makna kearifan dan dapat diterapkan dalam memilih pemimpin. Nah, atas dasar konsep falsafah Minang tadi, marilah kita menerapkan pada calon pemimpin kita, Presiden 2014-2019.

Pemilu Presiden RI 2014 yang akan dilaksanakan tgl 9 Juli 2014, sudah  menyisakan pada 2 pilihan yaitu Prabowo, usungan partai Gerindra dan Jokowi, usungan PDI-P.

PRABOWO SUBIANTO, CAPRES NO URUT 1.

Prabowo, capres no 1 yang diusung Gerindra dan koalisinya, adalah Pangkostrad dengan pangkat Letnan Jendral masa  Orde Baru. Walaupun banyak pihak meragukan prestasinya  yang dikaitkan dengan menantu Presiden Soeharto, pada  kenyataannya Prabowo adalah ” the rising star”, pada jamannya. Tidak bisa dipungkiri, apabila dikaitkan dengan menantu Presiden, tentunya Presiden bisa saja memberikan dispensasi lewat Pangab agar Prabowo ” duduk manis” saja, jangan dilibatkan pada situasi yang ” bisa mengancam keselamatan ” jiwanya.  Pada kenyataannya Prabowo tidak merasakan ” pilih kasih” dari pimpinannya. Prabowo tetap  diterjunkan pada beberapa operasi militer dalam menjaga tegaknya NKRI, operasi di TIMTIM dan pembebasan penculikan warga asing pada kasus Mependuma adalah beberapa contohnya. Untuk kenaikan pangkatnya yang disebut sangat fantastik, tidak lepas dari prestasi yang diraihnya, karena sebelum seseorang dinaikkan pangkat dan jabatannya , ada yang disebut Dewan Pertimbangan Jabatan, atau apapun namanya yang mengevaluasi kelayakan seorang tentara dalam hal ini Perwira Tinggi untuk naik pangkat dan menduduki jabatan promosi. Jadi apabila banyak pihak meragukan promosi  Prabowo yang bak meteor dihubungkan dengan faktor mantunya Soeharto, Presiden RI saat itu, tanyakan  saja pada pada Pimpinan Prabowo saat itu atau pada Dewan Pertimbangan Jabatan.Artinya Prabowo menapak karier kemiliterannya dari lulus Akabri th 1974 sampai 1998, yang berlangsung sekitar 24 tahun, dimulai dari Letnan dua, letnan satu, kapten, mayor, Letnan Kolonel, Kolonel, Brigjen, Mayjen dan terakhir Letnan Jendral.

Prabowo  adalah bekas militer, setidaknya diharapkan bila nantinya memimpin negeri ini akan tegas dan jujur, dengan platform Ekonomi Kerakyatan yang diusung Partai Gerindra, banyak mencuri simpati. Sayangnya tokoh ini masih menyisakan masalah HAM masa lalu saat terjadi kerusuhan Mei 1998 dan penculikan Aktivis saat masa Orba, walaupun sampai sekarang belum bisa dibuktikan. Kalau kita berpikir secara jernih persoalan masa lalu, apabila toh Prabowo dianggap sebagai dalang kerusuhan Mei dan Penculikan, predikat “dalang” adalah sangat berlebihan, karena melihat struktur Komando pada Militer, belum memungkinkan Prabowo sebagai ” dalang” , karena saat itu jabatannya adalah Pangkostrad, masih ada struktur komando diatasnya.Kalaupun rumor tentang kerusuhan dan penculikan tadi benar dilakukan oleh Prabowo, peran sertanya sebatas sebagai ” pelaksana perintah” dan bukan “dalang”. Patut disimak pernyataan bijak Pius Lustrilanang, bekas aktivis yang diculik saat itu : ” kalau saya berada pada posisi  dia ( maksudnya Prabowo), saya akan melakukan hal yang sama”

Marilah kita kupas kesimpulan Komnas HAM yang menyatakan terjadi  Pelanggaran HAM Berat pada peristiwa 1997/1998 .

Bocornya di ranah publik Dokumen Rahasia Dewan Kehormatan Perwira ( DKP), dianggap merugikan pencapresan Prabowo, tapi sebenarnya justru ada hikmahnya bagi Prabowo.

Apabila kita bisa berpikir jernih, antara penculikan  13 aktivis yang sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya, termasuk Wiji Tukul dengan penahanan 9 aktivis dibawah kendali Tim Mawar Prabowo, tentunya sepakat bahwa keberadaan 13 aktivis termasuk Wiji tukul mempunyai pembobotan lebih tinggi  Pelanggaran HAM Berat  Pada kenyataannya usulan DKP untuk Prabowo adalah disarankan dijatuhi hukuman administrasi berupa diberhentikan dari dinas keprajuritan yang antara lain menyangkut penahanan 9 aktivis oleh Tim Mawar dan TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN 13 AKTIVIS YANG SAMPAI SEKARANG BELUM DIKETAHUI  NASIP DAN KEBERADAANNYA.

Perjalanan Prabowo berikutnya setelah tidak di Kemiliteran adalah :

- Menggeluti bisnis

- Masuk ke perpolitikan,mengikuri Konvensi Golkar untuk Capres, dikalahkan Wiranto, 2004

- Mendirikan Partai Gerindra

- Mengikuti Pemilu 2009, berpasang dengan Megawati sebagai Capres dan Prabowo sebagai cawapres, dikalahkan oleh pasangan SBY- Boediono.

- 2014 sebagai capres yang diusung Gerindra dan koalisinya, dengan Hatta Rajasa sebagai cawapres.

JOKOWI, CAPRES NO URUT 2.

Nampaknya Jokowi adalah figur  pemimpin  yang sangat diimpikan  dan didambakan oleh sebagian besar rakyat, jujur, santun, sederhana dan memasyarakat dengan jurus” Blusukannya” dan kepulerannya saat ini menurut saya sangat dibantu oleh media masa.Saya yang orang Jawa Tengah dan berlangganan beberapa koran dan selalu tidak melewatkan berita- berita penting, baru tahu yang namanya Jokowi setelah ada booming pemberitaan di media masa pada kasus ” kontroversial ” yang melibatkan Jokowi sebagai Walikota Solo dengan Gubernurnya. Tidak kurang, Anis Baswedan, peserta konvensi Partai Demokrat , mengkritik bahwa blusukan Jokowi adalah pencitraan : "Saya gak mau pencitraan dengan blusukan. Bukan cuma mendengarkan tapi mengajak berubah. Blusukan itu hanya nonton masyarakat. Hanya hadir lalu kesannya sudah melakukan", ujar Anies Baswedan di Jakarta , Kamis 19 Desember 2013. ( dan hebatnya sekarang Anies Baswedan termasuk dalam tim sukses capres no urut 2, pertanyaannya : Ada apa gerangan, tentunya ada udang dibalik batu....hehe)

Jokowi makin menanjak popularitasnya dengan Mobil Esemka nya . Tidak kurang BJ Habibie, juga mempertanyakan bahwa tehnologi Mobil yang rumit sudah bisa diampu oleh anak sekelas SMK. Pada perjalanan berikutnya terbukti bahwa Esemka adalah produk China dan anak SMK tersebut hanya sekedar merakit.

Kepopulerannya makin tak terbendung setelah hampir seluruh survei tentang capres ternyata menempatkan Jokowi dengan elektabilitas tertinggi untuk Pemilu presiden 2014, dan makin membahana setelah Megawati dalam sepucuk surat perintah harian mengusung Jokowi sebagai capres dari PDI-P.

Mengenai rumor miring tentang mobil Esemka sebagai salah satu kiat pencitraan, Jokowi membantahnya.

Kepopuleran Jokowi makin tak terbendung setelah bisa merebut tiket sebagai Gubernur DKI th 2012 dan makin membahana setelah hasil survei tentang capres 2014 menempatkannya dengan elektabilitas tertinggi. Kembali masyarakat ter kaget- kaget, setelah tersiar berita pertemuan Megawati dengan 70 konglomerat yang sebagian besar etnis China, dideklarasikanlah pencapresan Jokowi oleh Megawati dalam bentuk Perintah Harian dalam secarik kertas, sekitar 3 minggu sebelum pemilu Legislatif. Tentunya pertemuan tersebut bukan sekedar makan enak, omong kosong, ada kesepakatan yang dibuat, begitu juga tentunya sebelum Jokowi di Capreskan, ada ” syarat dan ketentuan berlaku”, bukankah ” tidak ada makan siang yang gratis”… Hehe

Harus diakui, selama menjabat Wali Kota 2 periode  28 Juli 2005- 1 Oktober 2012, walaupun padaperiode ke 2 hanya setengah jalan, karena meloncat jadi Gubernur , banyak prestasi yang ditorehkan.

Beberapa penghargaan yang diterima Jokowi :

- Presiden RI : Bintang Jasa UtamaKepala daerah yang mengabdi kepada rakyat.

- Presiden RI : piala Citra Bhakti Abdi Negara 2008, 2009 dan 2010Pelayanan Publik dan Piala Citra Bidang Pelayanan Prima Tingkat Nasional (2008), Kinerja Kota dalam Penyediaan Sarana Pelayanan Publik, Kebijakan Deregulasi, Penegakan Disiplin dan Pengembangan Manajemen Pelayanan (2009) dan Inovasi Pelayanan Prima (2010)

- Tempo : 10Tokoh Pilihan 2008Memanusiakan warganya dengan pemindahan PKL

- Nominasi Wold Mayor 2012.

Kontroversial Jokowi yang terhangat adalah tentang usahanya mengurangi kemacetan Ibu Kota dengan pengadaan Bus Transjaya dengan anggaran lebih 1 trilyun yang akhirnya menyeret Udar Prastowo sebagai tersangka dan yang paling mutakhir adalah jebloknya Nilai APBD- DKI dengan predikat Wajar Dengan Kekecualian, yang menurut pengamat menunjukkan Program Jokowi sebagai Gubernur DKI dianggap gagal.

Perjalanan Karier Jokowi:

- Pengusaha Mebel

- Walikota Solo, 28 Juli 2005- 1 Oktober 2012

- Gubernur DKI, 2012 sd sekarang

- 2014 sebagaicapres yang diusung PDI-P dan koalisinya.

Bukan main, hanya dalam kurun waktu sekitar 9 tahun karier politiknya, Jokowi bak meteor melecit dari Walikota Solo menjadi Gubernur DKI dan sekarang jadi Calon Presiden

Penutup:

Dari ulasan diatas, anda dapat menilai sendiri, sesuai hati nurani anda, apakah Prabowo atau Jokowi yang layak menjadi Presiden 2014- 2019, berdasarkan falsafah Minangkabau: " Pemimpin itu ditinggikan seranting, didahulukan selangkah"

Jangan lupa kita harus berpikir kritis untuk menentukan pilihan pada Pemilu 9 Juli nanti.




Selamat malam dan MERDEKA !!!
Bahan bacaan:

Semua artikel saya yang terkait

Kompas, 26 Juni 2014, kolom Opini.

http://harianterbit.com/m/welcome/read/2014/06/23/4115/28/18/Nilai-APBD-DKI-Buruk-Program-Jokowi-Dianggap-Gagal

http://www.merdeka.com/politik/anies-baswedan-sebut-blusukan-jokowi-cuma-pencitraan.html

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun