Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

‘Nafasnya tinggal satu-satu’

4 November 2012   01:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:00 246 0

Kemarin ketika perawat Elza menggantikan botol infuse yang telah habis lalu pergi tinggalkan aku dengan anakku sendirian. Aku terus menatap wajah anankku, hari beranjak malam, ibunya juga telah datang membawakan kami makan malam, ada telur rebus kesukaan anakku yang sudah hari ke tiga ini,sedikitpun tidak di makan, Sisca,ibunya setia menyiapkan pagi, siang dan malam.aku mulai sama dengan anakku,teronggok sepertinya dalam penampungan, sesak rasanya.

Lewati malam dengan sedikit renai gerimis diluar sana,mata sedikitpun enggan terpejam.pagi ini,hari ini, setia memperhatikan wajah,nafas anakku yang mulai satu-satu. Galau,risau,perih,sedih mulai merasuki kalbu akalku.hari ini, pagi menuju siang dan kemudian malam,adalah suatu penantian panjang akan mata anakku untuk sedikit membuka menatapku, akan meronanya senyum anakku padaku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun