Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Kisah di Bumi Siliwangi (Bagian Pertama)

6 Februari 2014   12:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:06 44 0
Laki-laki itu berdiri di depan pintu gerbang rumahnya, dengan merapihkan jaket tebalnya ia memanaskan motor yang selalu menemaninya kemanapun ia pergi. Thermometer menunjukan 18 derajat celcius suhu kota Bandung. Hatinya berdebar, hari ini adalah hari pertama ospek di kampusnya. Untung saja waktu ospek bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, sehingga kesannya tidak terlalu menyeramkan seperti ospek-ospek biasanya. Lagipula ia masuk di Universitas yang tidak mempunyai sejarah menyelenggarkan kegiatan ospek yang disertai kekerasan yang dilakukan oleh senior kepada juniornya.

Setelah makan sahur ia langsung berpamitan kepada kedua orang tuanya, jam dinding menunjukkan pukul 4 pagi. Memang terlalu pagi untuk berpergian. Jarak dari rumah ke kampusnya sekitar 20 kilometer, cukup jauh memang. Itu salah satu alasannya untuk pergi nyubuh ke kampus, alasan lain ia harus datang duluan dibandingkan dengan mahasiswa baru lainnya. Ada yang harus ia siapkan bersama beberapa teman barunya.

Kampus masih terlihat sepi. Untung saja gerbang pintu masuk sudah dibuka. Ia disambut oleh petugas keamanan yang memberikan kartu parkir, sayup-sayup terdengar alunan ayat suci Al-Qur’an dari pengeras suara mesjid di kampusnya. Konon katanya mesjid tersebut adalah salah satu mesjid terbesar yang ada di lingkungan kampus-kampus di Indonesia. Setelah memarkirkan motornya, ia disambut sinar matahari pagi. Udara masih cukup dingin, wajar kampusnya berada di daratan tinggi Bandung. Di kampus inilah akan dibuat banyak kenangan. Pengalaman hidup, perjuangan juga persahabatan, percintaan, bahkan kehilangan.

Disamping hatinya berdebar karena tidak sabar untuk berinteraksi dengan lingkungan dan teman-teman barunya, sebenarnya ia juga merasa sangat sedih. Banyak kejadian-kejadian menyenangkan ketika di SMA yang takkan ia ulangi kembali. Bermain bola basket bersama teman-temannya yang selalu bersama dari SMP mungkin bukan lagi kegiatan rutin yang akan terus dijalani, walaupun dimasa mendatang mereka akan kembali berkumpul untuk bermain bola basket bersama-sama. Bermain bola basket dilakukan bukan sekedar hanya untuk hobby saja, tetapi sudah menjadi sarana teman-teman untuk berprestasi. Bahkan diantara teman bermain bersama atau lawan bertandingnya dulu saat ini sudah bermain di National Basketball League. Di SMA pun ia sempat merasakan menjadi Ketua OSIS yang merupakan jabatan yang cukup prestisus bagi seorang siswa, tidak lupa di SMA pula ia mungkin merasakan cinta monyetnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun