Lelaki tua itu duduk memperhatikan deru roket-roket Rusia dilangit Ukraina, Walaupun dia saksikan lewat layar kaca, namun dia sangat merasakan betapa perang sangat menyakitkan. Dia bergumam lirih, perang selalu menyisakan kerusakan dan penderitaan. Suaranya tertelan mesin-mesin perang. Orang rela mati untuk mengusung identitas yang tak pernah pudar, negara kita harus tegak. Disana berdentang kata-kata yang tak banyak digugat, sebuah keharusan budaya yang dikenal sebagai
a cultural imperative bagi para pelaku perang.
KEMBALI KE ARTIKEL