Di awal tahun 2020 kemarin, pada semester genap tiba-tiba muncul pandemi yang mengakibatkan beberapa perubahan dalam kegiatan belajar mengajar. Pada saat awal pembelajaran kami masih dengan metode offline alias ada pengajaran yang dilaksanakan langsung secara tatap muka di kelas. Mulai bulan Maret - Desember, pembelajaran pun mulai dilakukan secara online.
Pembelajaran secara online ini membawa banyak cerita dalam pelaksaannya. Tidak hanya bagi siswa dan pengajar, tapi juga bagi saya sebagai tenaga kependidikan.
Tenaga kependidikan adalah orang orang yang menunjang secara tidak langsung dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Berikut ini contoh tenaga kependidikan:
1. Struktural di bidang Akademik seperti Kepala Bidang Akademik,
2. Tata Usaha (Administrasi kepegawaian, peserta didik, keuangan, dan sebagainya),
3. Laboran,
4. Pustakawan,
5. Pelatih ekskul
6. Staff IT
Sebagai salah satu tenaga kependidikan, kami pun cukup mendapat tantangan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang terjadi secara online.
Ketika pelaksanaan pembelajaran diubah maka, sistem monitoring kegiatan belajar mengajar pun berubah. Semua dilakukan secara online, mulai dari sosialisasi mengenai sistem yang digunakan, cara penggunaan sistem tersebut, cara mengatasi masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran online.
Semua hal tersebut perlu kami persiapkan agar proses pembelajaran tidak terganggu. Kami pun akhirnya harus membangun sistem baru agar pelaksanaan pembelajaran dan pengajaran bisa tetap berjalan.
Adapun beberapa kendala yang dialami ketika sistem online diberlakukan seperti:
1. Sistem belajar yang kadang eror
Sistem online yang diadakan secara dadakan ini tentu saja masih dalam tahap pengembangan. Dikarenakan harus segera digunakan maka harus segera dijalankan. Ketika pelaksanaan kegiatan pembelajaran terkadang ada masalah muncul, misalnya room belajar tidak bisa dibuat. Koneksi internet mati sehingga rekaman video tidak tersimpan dan sebagainya.
2. Adanya Gap teknologi
Perubahan sistem online ini tidak bisa dipungkiri, membutuhkan waktu bagi semua pengajar untuk mempelajari kembali cara penggunaannya. Untuk pengajar muda mungkin akan lebih paham dengan teknologi tapi untuk pengajar senior, sering terjadi gap teknologi. Masih ada beberapa pengajar yang kadang mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem online ini misalnya lupa cara merekam video pembelajaran atau lupa melakukan pengisian presensi setelah mengajar. Hal ini yang harus selalu diingatkan oleh kami.
3. Perubahan waktu bekerja
Kami seakan harus menjadi standby lebih lama dari waktu kerja, dikarenakan waktu pembelajaran lebih fleksibel dari biasanya. Kami pun harus siap sedia membantu keperluan apabila ada masalah dalam kegiatan belajar mengajar.
Ketika ada pengumuman oleh mas menteri kalau pembelajaran di tahun 2021 bisa dilakukan secara tatap muka kembali alias offline, ada semangat yang muncul. Pembelajaran secara tatap muka ini, akan lebih memudahkan kami dalam melakukan monitoring langsung dan meminimalisir berbagai kendala yang terjadi sebelumnya saat pembelajaran online.
Sampai saat ini, persiapan untuk kembali belajar secara tatap muka pun kembali dikaji. Walaupun masih dalam tahap pengkajian ulang, apakah bisa dilakukan atau tidak mengingat angka penyebaran covid masih meningkat. Kami tetap optimis dan mendukung apabila pembelajaran tatap muka bisa dilakukan kembali.
Harapan 2021 ini, semoga saja vaksin yang ada bisa segera mempertemukan para pengajar dengan para siswa kembali dan proses belajar menjadi lebih bergairah dari sebelumnya.
Aamiin..