Dalam sambutannya, Ibu Friny menyampaikan bahwa "SIKL ini milik pemerintah, dengan program formal dan non-formal (di tengah dan dikelola masyarakat). Jumlah siswa formal memang baru sekitar 630, tetapi yang non-formal mencapai sekitar 2.200 di Semenanjung Malaysia, yang dikenal dengan sanggar bimbingan. Sanggar-sanggar ini tersebar di seluruh wilayah Semenanjung Malaysia, dari Johor hingga Penang, dengan sekitar 71 sanggar."
Ibu Friny melanjutkan, "Ini adalah sekilas perkenalan tentang Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Kami sangat menyambut baik kedatangan rekan-rekan mahasiswa, dan saya berharap kalian dapat membantu kami sekaligus belajar tentang pengelolaan sekolah Indonesia di luar negeri. Jika ditanya mengenai kurikulumnya, kurikulum yang digunakan sama dengan di Indonesia, yaitu Kurikulum Merdeka." Â Selain itu, beliau juga berpesan kepada rekan-rekan mahasiswa bahwa seluruh siswa di sini adalah anak-anak Indonesia, dan kami menggunakan bahasa Indonesia, yang merupakan keharusan. Oleh karena itu beliau memohon pada rekan-rekan mahasiswa magang ketika masuk kelas dan berinteraksi dengan siswa harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.