dunia pendidikan, saat ini pendidik semakin menyadari dampak konsep diri terhadap tingkah
laku anak dalam kelas dan terhadap prestasinya. Seperti dikemukakan oleh Burns (1993) bahwa
konsep diri yang positif dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kepercayaan terhadap
dirinya sehingga dapat memotivasi seseorang untuk dapat menjadi lebih baik lagi.Mead (dalam
Burns, 1993) menjelaskan konsep diri sebagai pandangan, penilaian, dan perasaan individu
mengenai dirinya yang timbul sebagai hasil dari suatu interaksi sosial.
Konsep diri, atau self-concept, adalah bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Ini
bukan hanya tentang apa yang kita lihat di cermin, tetapi juga tentang bagaimana kita menilai
kemampuan, karakteristik, dan nilai diri kita. Konsep diri berkembang seiring waktu dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, membentuk bagaimana kita berinteraksi dengan dunia.
Berikut ini Jenis-jenis dari Konsep Diri:
- Konsep Diri Positif: Individu dengan konsep diri positif memiliki pandangan positif
tentang dirinya sendiri. Mereka percaya pada kemampuan, nilai, dan keunggulan diri.
Mereka cenderung lebih percaya diri, optimis, dan mampu menghadapi tantangan.
- Konsep Diri Negatif: Sebaliknya, individu dengan konsep diri negatif memiliki
pandangan negatif tentang dirinya sendiri. Mereka mungkin merasa tidak mampu, tidak
berharga, dan merasa rendah diri. Hal ini dapat memengaruhi motivasi, hubungan
sosial, dan kemampuan untuk mencapai potensi diri.
- Konsep Diri Akademik: Ini merujuk pada pandangan seseorang tentang kemampuan
dan prestasi akademis. Seseorang dengan konsep diri akademik yang kuat mungkin
percaya diri dalam belajar, menikmati tantangan akademis, dan berambisi untuk
mencapai prestasi tinggi.
- Konsep Diri Sosial: Ini merujuk pada pandangan seseorang tentang kemampuan dan
keberhasilan dalam berinteraksi sosial. Seseorang dengan konsep diri sosial yang kuat
mungkin merasa nyaman dalam bergaul, memiliki banyak teman, dan mampu
membangun hubungan yang sehat.
Perkembangan konsep diri merupakan proses yang kompleks dan berkelanjutan. Meskipun
masih menjadi perdebatan di kalangan ahli, banyak yang berpendapat bahwa anak-anak mulai
membentuk cara pandang tentang dirinya sendiri sekitar usia 3 tahun. Proses ini dipengaruhi
oleh stereotip gender, harapan orang tua, dan pengalaman-pengalaman awal dalam hidup.
Konsep diri memiliki peran penting dalam kehidupan individu. Salah satu fungsinya adalah
untuk mempertahankan keselarasan dalam kehidupan batin. Individu cenderung
mempertahankan keseimbangan dalam perasan, pikiran, dan persepsinya. Jika timbul perasaan,
pikiran, atau persepsi yang tidak seimbang, konsep diri akan berperan dalam mengembalikan
keseimbangan tersebut.
Konsep diri juga berfungsi sebagai pedoman dalam berinteraksi dengan lingkungan. Individu
cenderung memilih lingkungan yang sesuai dengan konsep dirinya. Misalnya, seseorang
dengan konsep diri akademik yang kuat cenderung memilih lingkungan yang mendukung
perkembangan akademisnya, seperti perguruan tinggi atau komunitas belajar.