(cognition), dan sebagai pendekatan kognitif (cognitive approach) dalam psikologi. Istilah
kognitif (cognitive) berasal dari kata cognitive atau knowing berarti konsep luas dan inklusi
yang mengacu pada kegiatan mental yang tampak dalam pemerolehan, organisasi/penataan dan
penggunaan pengetahuan. 4Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif berarti
berhubungan dengan atau melibatkan kognisi. Kognisi berasal dari bahasa Inggris, cognition,
yang berarti kesadaran, pengertian, pengamatan. Jean Piaget menyatakan bahwa istilah kognitif
adalah istilah yang mengacu pada proses-proses mental di mana manusia dapat memperoleh
pengetahuan.
Salah satu teori yang menjelaskan tentang teori belajar kognitif adalah teori gestalt. Teori
kognitif muncul dan berkembang karena pengaruh teori gestalt, dengan tokoh-tokohnya seperti
Max Wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Mereka kurang setuju dengan gagasan
para pemikir sebelumnya (khususnya behaviorisme) tentang aktivitas pembelajaran yang
dilakukan hanya sebatas proses stimulus dan respons. Sehingga mereka melakukan penelitian
yang tertuju pada persoalan "persepsi".
Bruner memiliki nama lengkap Jerome Seymour Bruner seorang ahli psikologi yang
mempunyai kontribusi besar dalam teori belajar kognitif yang merupakan peralihan dari teori
behaviorisme. Bruner seorang tokoh ahli psikologi belajar kognitif dan tokoh perkembangan
kognitif banyak melakukan penelitian tentang persepsi manusia, berfikir, belajar, dan motivasi.
Menurut Bruner manusia sebagai pemikir, pemroses, dan pencipta informasi. Oleh karena itu,
Bruner memusatkan perhatian pada sesuatu yang dilakukan manusia sesuai dengan informasi
yang diterimanya untuk mencapai suatu pemahaman yang bermakna.
Menurut Bruner, pada dasarnya belajar merupakan proses perkembangan kognitif yang terjadi
dalam diri seseorang. Ada tiga proses kognitif yang berlangsung dalam belajar, yaitu: proses
pemerolehan informasi baru, proses transformasi informasi, proses mengevaluasi atau menguji
relevansi dan ketepatan pengetahuan.11 Pemerolehan informasi baru dilakukan melalui
kegiatan membaca buku atau sumber lainnya yang sesuai, mendengarkan penjelasan guru,
melihat audiovisual, dan sebagainya. Transformasi informasi yaitu tahap memahami,
mencerna, dan menganalisis pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam bentuk baru
yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain. Mengevaluasi atau menguji relevansi dan
ketepatan dilakukan untuk mengetahui benar tidaknya hasil tranformasi, evaluasi kemudian
dinilai sehingga nantinya dapat diketahui apakah pengetahuan yang diperoleh dapat
dimanfaatkan dan ditransformasikan untuk memahami gejala-gejala lain.
Implikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran dan pengajaran, di antaranya guru harus
memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya.
Kepekaan orang tua, guru, serta masyarakat sekitar sangat membantu dalam mendeteksi
hambatan belajar anak, sehingga anak dapat memperoleh penanganan dari tenaga profesional