Ocehan orang tua yang tidak setuju terkait tiket masuk sudah merambah dari dua hari sebelum pertandingan. Hal tersebut disampaikan melalui forum whatsapp official dan orang tua yang membuat panitia geram dengan ucapan yang keluar terutama dari orang tua peserta.
Meskipun tidak semuanya protes, namun beberapa orang tua membuat forum diskusi yang seharusnya untuk diskusi pertandingan antara panitia dengan official menjadi tidak kondusif. Perihal tiket masuk 10.000 membuat orang tua memaki dan mencibir panitia pertandingan.
Kejadian ini berlanjut pada saat pertandingan tanggal 27 Mei, dimana orang tua yang tidak setuju membayar tiket masuk berteriak di depan pintu masuk meja resgistrasi sehingga membuat beberapa orang fokus pada meja registrasi. Protes tersebut atas dasar selama menonton anaknya yang bertanding tidak pernah dikenakan tiket masuk seperti ini.
"Saya sudah bayar banyak untuk pertandingan anak saya, mau nonton anak sendiri juga harus bayar? Pertandingan apa ini?," ucap salah satu orang tua yang protes.
"Maaf pak, selain atlet dan official memang dikenakan tiket masuk. Ini karena pertandingan yang kami selenggarakan murni karena mata kuliah dan kegiatan ini untuk memenuhi nilai kami pada mata kuliah," jawab salah satu panitia yang berjaga didepan pintu meja registrasi.
Beberapa orang memperhatikan dan itu mungkin sedikit mengusik orang tua yang protes tersebut. Sehingga beliau langsung membayar dengan melempar uang ke meja registrasi. Beberapa orang menghampiri meja registrasi dengan memberikan dukungan pada pihak panitia.
"Tidak apa apa, mungkin mereka yang protes belum pernah kuliah," kata salah satu bapak-bapak untuk menghibur panitia. Karena memang pada saat itu semua panitia takut dan bingung harus bagaimana. Karena dari awal Technical Meeting sudah dijelaskan perihal tiket masuk dan beberapa official sudah sepakat dan orang tua juga tidak ada yang protes.