Peribahasa mengatakan bahwa
“buah tidak jatuh jauh dari pohonnya”, sehingga terbentuklah paradigma masyarakat bahwa kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor biologis atau faktor genetik. Namun, pada kenyataannya kepribadian seseorang itu senantiasa berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Hal tersebut memberikan pengertian bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh suatu hal. Terdapat tiga teori psikologi yang membahas mengenai hal tersebut. Pertama, teori
nativisme yang memberikan pandangan bahwa kepribadian sebagian besar dipengaruhi oleh
hereditas (keturunan). Teori ini menyatakan secara tegas bahwa lingkungan dan proses pembelajaran di lembaga formal maupun nonformal tidak dapat mempengaruhi karakter bawaan seseorang. Di sisi lain, teori
empirisme memberikan pandangan bahwa faktor pengaruh kepribadian seseorang ditentukan oleh lingkungannya. Terakhir, teori
konvergensi merupakan campuran dari kedua aliran di atas di mana faktor hereditas dan faktor lingkungan berperan penting dalam proses pembentukan kepribadian seseorang. Teori ini dipandang lebih realistis dan lebih sesuai dengan keadaan masyarakat. Lingkungan yang baik tentu dapat menjadi faktor terbesar seseorang memiliki kepribadian yang baik pula. Sebuah penelitian dari
Minnesota Study of Twins Readred Apart menyimpulkan bahwa
hereditas dan lingkungan adalah dua hal yang memiliki keterkaitan. Oleh sebab itu, sering dijumpai fenomena kepribadian seseorang yang menyerupai orang tuanya ataupun lingkungan kesehariannya.
KEMBALI KE ARTIKEL