teologi ini tidak berhenti sampai di situ saja, bahkan pembahasannya tetap eksis di kalangan umat Islam kontemporer. Hal ini dikarenakan kajian teologi merupakan dasar kemajuan atau kemunduran dari suatu agama, tak terkecuali agama Islam. Sejarahnya, berbagai aliran teologi Islam muncul setelah Nabi Muhammad wafat. Umat Islam kala itu menegakkan sunnah dalam upaya mengatasi masalah-masalah hukum dan menjadikannya sebagai pedoman dasar melakukan sesuatu hal (akidah). Situasi tersebut melahirkan dua golongan umat Islam, yakni Islam yang berpedoman dengan doktrin lahiriyah dan doktrin rasional. Golongan Islam lahiriyah atau ahl al-hadist mengarah pada sifat-sifat dan aturan tradisional, sedangkan Islam rasional atau yang dikenal dengan sebutan al-ra’y merupakan kebalikannya, yakni mengarah pada aturan-aturan yang bersifat modern. Pada perkembangannya, terjadi perluasan wilayah Islam ke luar jazirah Arab. Situasi ini melahirkan perdebatan mengenai hal-hal kontemporer dengan pendapat yang beragam. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan lahirnya beragam aliran teologi dalam Islam.