Pada masa itu orang cacat, orang sakit termasuk kusta dan lumpuh dipercaya disebabkan oleh dosa. Â Yesus memberi penghiburan si Lumpuh dengan mengatakan: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni". Â Ahli-ahli Taurat yang mendengarnya berpikir dan membatin bahwa Yesus menghujat Allah dengan mengambil alih kuasa mengampuni dosa. Â Hanya Allah yang bisa mengampuni dosa manusia, ini kenapa seorang Yesus berani-beraninya mengatakan "dosamu sudah diampuni". Â Bahkan dalam kitab nabi-nabi sebelumnya, tidak pernah ada yang mengklaim dapat mengampuni dosa. Â
Dalam kalimat "Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" sekaligus Yesus menyatakan bahwa Yesus berkuasa mengampuni dosa manusia. Â Kelak penerus Yesus yakni para rasul lantas para uskup dan para imam menjadi perantara pengampunan dosa dengan memberikan Sakramen Pengakuan Dosa. Â Kristus menjanjikan kuasa absolusi hanya kepada para rasul (Mat 18:18) dan meneruskan kuasa ini hanya kepada mereka (Yoh 20:23). Â Oleh kuasa yang diberikan Kristus, uskup dan para imam ini bertindak sebagai Kristus yang mengampuni dosa umat-Nya yang datang mengaku dosa dalam Sakramen Pengakuan Dosa/Sakramen Tobat. Â
Banyak orang mengaku penyembuh, namun Yesus membuktikan dengan kuasanya menyembuhkan orang lumpuh itu seketika. Â Orang itu bisa berjalan, bangun dan pulang berkat mukjizat penyembuhan Yesus. Â
Dalam hal ini Yesus menyembuhkan si Lumpuh secara holistik, baik sehat rohani dan jasmani. Â Sehat rohani dengan ketenangan jiwa: perasaan terbebas dari dosa dan sehat jasmani: dapat bangun dan berjalan pulang.
Â
Banyak orang takjub menyaksikan peristiwa mukjizat penyembuhan orang lumpuh dan menjadi pengikut Yesus. Â
Pertanyaan refleksi:
1. Apakah penyakit disebabkan oleh dosa manusia?. Â
2. Si Lumpuh diantar oleh 4 orang baik (Markus 2: 3) ke hadapan Yesus untuk disembuhkan, artinya komunitas orang baik menghantarkan kepada Yesus. Â Apakah kita sudah bergabung dalam komunitas baik yang bisa menghantarkan kita untuk lebih mencintai Yesus?.