Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Membesarkan Anak Disabilitas Itu Mahal

26 Juli 2024   07:08 Diperbarui: 26 Juli 2024   07:21 524 10
Penulis: Istudiyanti Priatmi, S.E., M.H.
(Ketua Pengurus & Pendiri ABK UMKM)


Sesuai pengalaman saya membesarkan Matthew (disabilitas autisme hingga wafat di usia 25 tahun), memang ananda istimewa kita selama konsultasi dengan psikolog diberi diagnosa aneka ragam.  Matthew alm. didiagnosa Hiperaktif, gedean dikit ASD, lantas next-nya Asperger, trus ADHD, bahkan guru di SD swasta favorit di Balikpapan menyatakan Matthew itu Development Delay yang harus sekolah di SLB... intinya Matthew "diusir" bersekolah di sekolah inklusi mahal itu.  Lho pas momen saat saya proses dicerai mantan suami yang mau menikah lagi, karena malu memiliki anak autisme dan ingin memiliki anak non-disabilitas.   Saya pun tidak diberi harta gono-gini, jadi saya tidak bisa "memberi iuran sekolah 5 kali lipat dan menyumbang 10 kali lipat seperti biasanya" demi mengamankan posisi Matthew agar bisa  terus bersekolah di sekolah itu.  Padahal Matthew umur 10 tahun sudah grade 2 piano ujian ABRSM (international certificate).  Saya dendam sekali.  

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun