Tingginya suara responden yang mendukung Prabowo Subianto sekaligus partainya, Gerindra, tidak lepas dari sepak-terjang Prabowo di masa-masa awal karier politiknya. Pada tahun 1998, Prabowo Subianto masih aktif di militer sebagai Panglima Kostrad. Di tengah-tengah kondisi politik Indonesia yang memanas, krisis moneter, dan banyaknya aksi demonstrasi besar-besaran yang berpuncak pada tragedi Trisakti pada bulan Mei, posisi Pemerintah Indonesia pada saat itu sangat rawan diserang. Sebagai Panglima Kostrad, Prabowo diisukan memerintahkan penculikan 9 orang aktivis, pengepungan kediaman Presiden B.J. Habibie dan bahkan dianggap merencanakn kudeta dengan membawa masuk infanteri dari daerah ke Jakarta. Atas peringatan Jenderal ABRI saat itu, maka Prabowo dicopot dari jabatannya sebagai Panglima Kostrad pada usia 47 tahun yang membawahi 34 batalyon (Tempo.co 28/10/2013). Dipensiunkan sebelum waktunya, membuat Prabowo memulai kariernya sebagai pengusaha dengan membantu adiknya Hashim, seorang pengusaha minyak di Kazakhstan. Kemudian Prabowo mulai membeli dan mendirikan banyak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, terutama pertambangan (batu bara) dan kehutanan (kelapa sawit). Diperkirakan total aset bisnis yang dimiliki Prabowo mencapai Rp. 10,5 triliun rupiah (Viva News 7/5/2009).
Tidak cukup menjadi seorang entrepreneur, Prabowo juga aktif berpolitik. Prabowo Subianto, mengawali karir politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) ini dikalahkan Wiranto yang maju didampingi KH Shalahudin Wahid.Pada Mei 2008 Prabowo gencar tampil di televisi dalam bentuk iklan layanan masyarakat yang disponsori HKTI. Pada 2008 lalu Partai Gerindra mengangkat Prabowo menjadi calon presiden pada Pemilu 2009 (Republika.co.id 3/6/2012). Prabowo merupakan salah satu pencetus berdirinya Partai Gerindra yang juga mendapat dukungan dari Hashim Djojohadikusumo. Sejak didirikan pada 6 Februari 2008, figur Prabowo menjadi tidak terpisahkan dari partai baru ini. Pada tahun 2009, Prabowo mencalonkan diri sebagai cawapres mendampingi capres dari PDI-P Megawati Soekarnoputri dengan mengusung tema kampanye “Ekonomi Kerakyatan”. Meskipun tidak memperoleh kemenangan pada Pemilu 2009, partai Gerindra berhasil menempati 26 kursi (4.64%) di DPR. Kemudian pada 2011, Prabowo membuat suatu gerakan untuk mendukung dirinya sendiri sebagai capres pada 2014.
Dalam banyak pidatonya, Prabowo beberapa kali mengkritik Pemerintahan incumbent saat ini korup, dan penuh berisi “maling-maling”. Salah satu kutipannya menyatakan “Tapi demokrasi ini hampir kleptokrasi. Klepto artinya maling, krasi artinya berkuasa. Maling-maling ingin berkuasa di Republik Indonesia. Laskar, boleh buka. Biar kelihatan gundul-gundulmu, gundul-gundul pacul," dan "Masalah maling ada dimana-mana, benar? Saudara-saudara sekalian, tantangan ke depan tidak ringan. Negara kita amat kaya, tetapi elite bangsa tengah lengah. Akhirnya merampok kekayaan kita," (Tribunnews 23/3/2014).
Prabowo Subianto memang figur yang kontroversial. Bekas jenderal militer, pengusaha kaya, dan aktivis politik dan strategis ulung. Berbekal banyak pengalaman yang dimilikinya, Prabowo dianggap memiliki kualifikasi menjadi orang nomor satu republik ini. Keberpihakannya pada rakyat tercermin dari pidato-pidatonya, juga dari sepak terjangnya sebagai pemrakarsa asosiasi pedagang pasar tradisional di Indonesia. Dukungan rakyat terhadapnya pada pemilu 2014 ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan pemilu 2009 lalu menurut perhitungan lembaga-lembaga survei. Namun akankah Pemilu Presiden 2014 akan menjadi milik Prabowo?
Oleh: Hafiz Pratama (Staff Div. Inspira BP HMF "Ars Praeparandi" ITB 2013/14)