Malu Bertanya (Efektif) Sesat di Jalan

Aku berpikir, maka aku ada. Kiranya kalimat tersebut menggambarkan betapa pentingnya proses berpikir. Proses berpikir dapat diawali dari proses perenungan dalam diri sendiri tentang suatu permasalahan yang memerlukan jalan keluar. Tidak sedikit proses tersebut menghasilkan beberapa pertanyaan, baik yang terjawab maupun tidak. Sama halnya dalam pembelajaran matematika. Belajar matematika tanpa pertanyaan rasanya tidak mungkin, karena dalam proses tersebut guru dan siswa sama-sama melalui proses pemikiran yang menuntut pertanyaan. Permasalahannya sekarang adalah apakah pertanyaan yang digunakan selama ini sudah termasuk pertanyaan yang efektif ?

Ada beberapa karakteristik dari sebuah pertanyaan efektif, antara lain:

1. Menuntuk siswa berpikir, tidak sekedar mengingat dan menyebutkan

2. Mengarah pada pertanyaan yang open-ended

3. Memungkinkan jawaban yang beragam

4. Memungkinkan siswa memaknai matematika dari proses menjawab pertanyaan tersebut.

5. Memungkinkan guru menilai secara holistik kemampuan matematika siswa.

Apakah pertanyaan kita sudah termasuk pertanyaan efektif ? mari kita renungkan beberapa karakteristik di atas apakah sudah terdapat pada tiap pertanyaan kita. Memulai memang sulit, namun hal itu akan terasa ringan jika kita terbiasa membuat pertanyaan efektif. Bukan hanya siswa kita yang nantinya pandai dalam mengembangkan proses berpikir secara matematis, namun guru juga berkembang dalam proses berpikirnya. Sebaik-baik pertanyaan yang kita berikan kepada siswa adalah pertanyaan yang efektif. Pertanyaan yang kurang efektif hanya akan membuang-buang waktu saja, kurang melatih kemampuan matematis siswa, yang pada akhirnya bisa mengganggu proses (jalan) berpikirnya. Oleh karena itu mari kita kembangkan kemampuan dalam membuat pertanyaan efektif, jangan malu untuk menciptakan pertanyaan efektif, agar siswa tidak tersesat di jalan matematika.

Tulisan ini adalah Tugas Diklat Online p4tk matematika tahun 2014.

Kukuh Santoso, S.Pd.I. [57]