Secara kasat mata wasit dalam laga tersebut sangat tidak layak memimpin partai hidup mati bagi kedua tim. Semua pecinta sepakbola tau Arema & Persebaya (ISL) adalah anak emas dari PSSI, mau faktanya bolak balik bagaimanapun kedua club itu adalah milik orang yang berpengaruh dalam tubuh PSSI. Fokus pada Arema, club milik anggota keluarga bakrie tersebut dari jumlah hak siar televisi saja sangat timpang dari hak siar club manapun di Indonesia. Pertandingan kemarin semakin membuka mata kita bahwa mafia PSSI terlihat nyata disaat-saat penentuan seperti ini. Pemilihan wasit yang dilakukan PSSI membuat kecewa dan marah bagi yang memimpikan fairplay game di Indonesia. Keputusan wasit dengan tidak memberikan hukuman kertu merah buat Kurnia Meiga atas pelanggarannya pada Osas Saha sangat dipahami. Kurnia Meiga sudah mendapatkan kartu kuning di laga vs Persipura di Mandala, jadi hal yang MUSTAHIL wasit akan memberikan kartu lagi sebab Arema tidak akan ada gunanya lolos tanpa kiper utama mereka Begitupun tentang mata buta wasit dikotak penalti (lenggaran Igbonevo). Demi menjamin Arema lolos semifinal para mafia sudah tidak peduli bahwa pertandingan disirkan langsung dan dipantau jutaan pasang mata penonton Indonesia. Entah kemana dahulu janji pengurus PSSI yang bakal mendatangkan wasit asing untuk menjamin kualitas laga ISL. Begitulah jika mafia masih bertaji di PSSI, siapa yang bisa melawan pengaruh partai? Semoga Persib bisa lebih baik saat bertemu Arema nanti. Salam fairplay