Rindu, mengajariku untuk merangkai puisi cinta sejati. Dan cinta adalah tinta yang membuat jelas terbaca. Rintik sendu dari mataku mengeluarkan suara. Jemariku, bergerak di atas kertas dihadapan purnama. Rasaku menjerit: bisakah kau mendengarnya ibu? Bahwa aku disini merindu dan menceritakan cantikmu. Jika ada yang lebih indah dari langit senja, mungkin itu senyummu ibu. Tanpamu, aku hampa ibu. Sungguh cinta, penguras rindu.
KEMBALI KE ARTIKEL