Beberapa hari lalu saya baru saja menyelesaikan buku Mitch Albom berjudul The First Phone Call From Heaven. Terlihat dari judulnya, buku ini berkisah tentang suatu daerah rural (seperti pedesaan) yang mendapat ‘keajaiban’ berupa telepon dari surga. Bermula dari wilayah Coldwater, suatu daerah yang relatif sepi dan jauh dari daerah urban, seorang wanita tiba-tiba mendapatkan telepon yang mengaku dari ibunya yang sudah meninggal. Ternyata, tidak hanya dia yang mengalami telepon ajaib tersebut. Ada sekitar 5-7 orang lain yang ternyata mendapatkan dering telepon setelahnya. Alhasil, setelah diliput media, Coldwater yang awalnya daerah tenang menjadi banjir pendatang. Orang-orang religius dari berbagai gereja rela mendirikan tenda di depan rumah penerima keajaiban agar bisa berdoa bersama. Orang-orang yang menginginkan kolega atau keluargnya yang sudah mati untuk kembali, berbondong-bondong mencari keajaiban di Coldwater. [caption id="" align="aligncenter" width="128" caption="Cover Buku (sumber: books.google.com)"][/caption] Dalam buku ini, saya mendapati kesamaan cerita dengan kehidupan sehari-hari. Ketika sebuah fenomena aneh terjadi, apa yang dilakukan oleh orang-orang? Setelah kaget, ada beberapa golongan orang-orang berdasarkan reaksi mereka:
- orang yang meyakini hal tersebut dan ingin menyampaikan kabar baik kepada masyarakat. Dalam buku ini adalah para penerima telepon yang menceritakan pengalamannya mendapatkan telepon dari surga.
- orang yang langsung percaya dan terpengaruh oleh keberadaan fenomena tersebut. Dalam hal ini adalah, orang-orang yang langsung percaya dan mendewakan para penerima telepon.
- orang yang iri karena fenomena itu tidak terjadi pada dirinya sehingga dia berusaha untuk mengungkapkan (sesuatu yang dia anggap) kebohongan. Dalam buku ini ada seorang tokoh bernama Sully yang merasa terganggu karena anaknya jadi berharap mendapat telepon dari ibunya yang sudah meninggal. Sully kemudian mencari tahu fakta di balik fenomena ini.
- orang yang bertindak hati-hati. Dalam konteks ini adalah pastor yang merasa aneh dengan fenomena tersebut.
- orang yang mengkomersilkan fenomena tersebut. Di cerita ini disebutkan ada sherif, pengusaha telepon, dan media yang memanfaatkan fenomena ini untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
- orang yang tidak peduli.
KEMBALI KE ARTIKEL