Si Ekstrovert, Introvert, atau Ambivert (?)
(by: Inge Lee)
Awal perkenalan saya dengan psikologi sebenarnya telah berlangsung lebih dari 10 tahun, tetapi saya akhirnya baru berkesempatan mempelajarinya secara lebih mendalam sejak tahun 2003 silam. Dalam hal ini, bukan berarti bahwa saya sudah sangat menguasai seluk beluk dunia yang sangat saya cintai itu. Saya masih dalam tahap belajar sampai saat ini untuk terus menekuni bidang tersebut.
Suatu pelajaran yang saya petik dari refleksi diri saya di ladang psikologi ialah saya akhirnya mampu mengenali diri saya sendiri, khususnya mengenai tipe kepribadian saya. Lantas apa tipe kepribadian saya? Sabar sebentar ya :). Sebelum saya menjawabnya, izinkan saya terlebih dahulu menjelaskan secara singkat perihal tiga tipe kepribadian dasar yang sudah dikenal lama sejak berabad-abad lalu.
Di seantero bumi ini (:P), ada berbagai pandangan (teori) seputar tipe-tipe kepribadian manusia. Namun dalam tulisan kali ini, saya membatasi pembahasannya lebih kepada tiga tipe kepribadian, yakni tipe introvert, ekstrovert, dan ambivert.
Ekstrovert. Ketika Anda mendengar kata itu, apa yang terlintas dalam pikiran Anda? Mungkin sifat-sifat ini yang seringkali disandingkan dengan si ekstrovert: periang, senang bersosialisasi (gaul), terbuka, komunikatif, spontan, dan blak-blakan. Ia adalah seorang yang energik dimana sumber energinya berasal dari interaksinya dengan orang lain di sekitarnya. Ekstrovert biasanya menyukai keramaian sehingga kerapkali kurang merasa sreg ketika mendapati dirinya melakukan sesuatu secara sendirian. Oleh karena cenderung memiliki selera humor, tidak jarang dari mereka yang ternyata humoris.
Berbeda dengan tipe ekstrovert, pribadi yang introvert biasanya lebih bersikap tertutup daripada si ekstrovert. Mereka cenderung lebih berhati-hati untuk mengungkapkan pemikiran ataupun perasaan mereka kepada orang lain. Mereka juga lebih nyaman berada di suasana yang tenang daripada keramaian sehingga tidak begitu menyukai menjadi pusat perhatian. Oleh karena itu, orang introvert lebih menikmati menggunakan waktunya untuk aktivitas-aktivitas individual daripada berada dalam kelompok. Pada umumnya, seorang introvert dapat merupakan seorang pemikir yang mendalam karena senang merefleksikan segala sesuatu.
Berikutnya – akhirnya “the last but not least” :D – ialah tipe ambivert. Tipe ini merupakan hasil “perkawinan silang” antara ekstrovert dan introvert. Keberadaan tipe yang ketiga ini muncul karena terdapatnya pandangan bahwa manusia itu unik sehingga tidak bisa bersifat terlalu sederhana yang hanya terdiri dari 2 kutub. Seperti dunia yang tidak sekadar terdiri dari warna hitam dan putih, ternyata abu-abu telah lahir dari kedua warna dasar tersebut. Begitu pula halnya dengan tipe ambivert ini. Tipe ambivert ini terbilang cukup unik karena memiliki perpaduan karakteristik ekstrovert dan introvert yang cenderung secara seimbang. Maksudnya ialah orang ambivert dapat menunjukkan karakteristik ekstrovert ataupun introvert pada situasi yang berbeda.
Selanjutnya, kita masih berbicara lebih jauh lagi tentang ambivert karena sepertinya pengenalan perihal keberadaan tipe ini tidak terlalu sepopuler ataupun sefamiliar introvert dan ekstrovert. Pada umumnya, kaum ambivert dikenal sebagai tipe yang easy going, tetapi juga cenderung sensitif dan moody. Tipe ambivert sebenarnya gemar bersosialisasi dengan berbagai kalangan sehingga jaringan pertemanannya mampu melampaui satu ruang lingkup. Namun dikarenakan banyaknya ruang lingkup persahabatan yang dimilikinya, orang ambivert perlu menjaga relasinya itu supaya tidak sampai memudar, terutama dengan teman-temannya yang tertutup (introvert).
Saya adalah seorang tipe ambivert. Nah, akhirnya saya sudah menjawab pertanyaannya kan :D? Saya senang berinteraksi dengan orang lain, tetapi saya juga senang berinteraksi dengan diri saya sendiri. Boleh dibilang bahwa saya ini hampir seperti amfibi – tetapi tolong jangan samakan saya dengan hewan amfibi itu ya :P – yang mampu hidup di dua area berbeda. Saya menyukai berada di keramaian dan sekaligus juga membutuhkan ketenangan. Oleh karenanya, saya cenderung merasa kurang nyaman berada dalam situasi ekstrim dari kedua kutub tersebut. Saya tidak menyukai keramaian teramat sangat yang bernama “kebisingan atau kegaduhan” serta tidak terlalu tertarik pada kesunyian yang sangat mencekam layaknya berada di kuburan. Mungkin dapat disimpulkan bahwa saya ini termasuk tipe “blasteran” :P hahaha….
Sebagai penutup, saya ajukan pertanyaan ini pada Anda: “Apakah tipe kepribadian Anda?”. Jika Anda sudah mengetahuinya, yah baguslah :). Jika Anda baru mengetahuinya dari tulisan ini, saya merasa sangat senang mengetahui bahwa tulisan ini telah membantu Anda :).
Salam kompasiana :)!