Ku tak menyangka kan begini jadinya
Semua terjadi begitu mendadak dan tiba-iba tanpa kedekatan hati dan juga jiwa raga
Duh! Apa yang telah kucoba paksakan dalam hidup
Sungguh tiada terkira segala derita yang ku nista
Tiada tertanggungkan seluruh sendiku...
Apa dayaku?
Tak kuasa berkelit sejengkal pun, apalagi menghindarinya, tak pelak juga menyangkalnya
Mau bilang apa?
Semua di luar kuasa...
Hanya Sang Kuasa jua menguji segala macam dera kehidupan
Nan tiada kulupa haruskah kunikmati semua ini?
Adakah pilihan lain tuk penali jiwa? Juga raga?
Tiada mungkin karna semua tlah datang silih berganti
Itukah ulah jati diri yang tiada berarti
Apa-apa....
Sungguh karenanya jiwa ini meranggas, menista tak terkira nan tertahankan
Berat nian semakin berat...
Hanya Kuasa Engkau Allah Tuhan Yang Maha Segala
Pasrahkan segala rupa
Segala daya dan segala-galanya
Kan nixcaya keadilan kan hadir juga nantinya...Sungguhkah?
Noda merana dan merona menghadang kegalauan hidup yang meradang
Menggoyang jagat cita
Oh semoga sajacepatlah menghiba menjiwa dan menjauhinya
Sebadan tiada terbayang...hilangkah bayanganmu di situ?
Terbelah tercabik terkoyak...robek-robek
Hanyalah secercah harapan yang tertanam di bibir merah kering kerontang
Hati ini mengerang mengeluh bagai peluh membasahi kening nan mengkerut
Tiada pikir sesat sehati sesal tiada berguna
Hanya setitik hikmat yang kugadang segera datang...
Membayang jiwa nan kelam
kelemang gulita hati terjepit kegalauan dan kesesatan pokal
Ibu Bapa nan tida mendampingi lagi
Seutas tali jua terlepas terombang-ambing tiada pegangan
Terlepas, terlepas bagai layang tak berbenang
Akankah hujan datang menghujam?
Kan kutanam kembali benih keulahan termulia.
Semoga.
(Sri Budi S : dari sekuntum letupan jiwa)
(oleh: SBS