Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Mega Simarmata, Saksi Kunci Kebohongan BW?

24 Januari 2015   22:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:26 1748 0
““The only real valuable thing is intuition.””- Albert Einstein.

Tulisan ini mungkin agak berbeda dengan tulisan pada umumnya karena saya menulis ini pada dasarnya mengikuti intuisi saya. Kutipan di atas menggambarkan tentang pentingnya intuisi. Secara langsung saya tidak mempunyai kepentingan politik menulis artikel ini karena saya seorang golputer tapi secara tidak langsung saya berharap kondisi bisa lebih tenang.

Beberapa jam, sebelum saya membaca penangkapan Bambang Widjajanto alias BW, saya menulis sebuah artikel "Pernyataan Awal Abraham Samad Telah Menjadi Politikus" Di sana saya menyebutkan dua pimpinan KPK yang bertingkah mencurigakan, yaitu Abraham Samad dan Bambang Widjajanto. Intuisi atau insting saya sama halnya dengan adanya ketidak beresan Surya Darma Ali (SDA). Tentu dasar saya di mata hukum lemah, karena berdasarkan intuisi, namun intuisi didasarkan adanya keganjilan.

Adalah Mega Simarmata, munkin belum banyak yang tahu nama ini, beliau adalah seoarang wartawan senior, yang pada 17 januari lalu  menuliskan sebuah artikel  di blognya, sekitar satu minggu sebelum penangkapan BW, artikel tersebut tentang Bambang Widjajanto yang memberikan pengarahan untuk bersaksi palsu, hal ini langsung didengarkan oleh Mega Sinarmata, artikelnya bisa dibaca di sini, sebagai pembanding karena ini blog banyak yang mengatakan bahwa tanggalnya bisa diubah, maka bisa juga Anda lihat di berita ini.

Saya sendiri percaya dengan tulisan beliau hingga 80%, karena dari beberapa tulisannya saya analisa cukup bersumber yang jelas. Dalam penulusuran singkat, saya menemukan bahwa Mega Sinarmata mengisi kolom di website intelijen.co.id.

Sebagai rakyat biasa, marilah kita nikmati kegaduhan ini, karena semakin gaduh maka akan semakin jelas identitas sebenarnya, biarkan mereka mencari-cari kesalahannya. Itu lebih baik dibandingkan mereka menutupi-nutupi kesalahan. Kita cukup sebagai penonton saja, kita cukup tahu saja. Terlalu sia-sia energi kita untuk terseret kepentingan para elit.

Salam Kompasiana.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun