Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Tantangan Guru SD Thailand dalam Mengukur DTM di Era Pendidikan STEM

22 September 2024   21:00 Diperbarui: 22 September 2024   21:02 89 2
Dalam dunia pendidikan abad ke-21, pendekatan berbasis desain semakin menjadi pusat perhatian sebagai metode inovatif untuk mengajar, terutama dalam bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Pendekatan ini menekankan pada cara berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah, yang dikenal sebagai Design Thinking Mindset (DTM). Di Thailand, reformasi pendidikan yang dimulai pada tahun 2018 melalui strategi nasional 20 tahun (2018-2037) menjadikan pendidikan STEM sebagai prioritas utama. Hal ini tidak hanya mendorong siswa untuk lebih terlibat dalam proses desain teknik, tetapi juga mengharuskan guru untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang proses ini.

Artikel oleh Ladachart, L., Ladachart, L., Phothong, W., dan Suaklay, N. (2021) yang dipublikasikan dalam Journal of Physics: Conference Series memberikan kontribusi besar dengan mengembangkan dan memvalidasi kuesioner untuk mengukur DTM di kalangan guru sekolah dasar Thailand. Mengingat bahwa konsep DTM masih relatif baru dalam konteks pendidikan dasar, instrumen yang mampu mengukur kemampuan ini sangat dibutuhkan. Penelitian ini melibatkan dua kelompok guru, masing-masing berjumlah 70 dan 68 orang, yang mengikuti lokakarya pembelajaran berbasis desain dan diukur menggunakan kuesioner yang dimodifikasi setelah melalui beberapa tahap validasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru di Thailand masih dalam tahap penyesuaian dengan tuntutan baru ini. Dengan hanya enam komponen utama yang berhasil diukur dari total 24 item kuesioner, penelitian ini menjadi langkah awal yang sangat penting untuk memahami sejauh mana guru di Thailand siap mengimplementasikan pendekatan berbasis desain dalam kelas mereka. Adapun reliabilitas instrumen yang dikembangkan juga menunjukkan hasil yang cukup baik, dengan nilai koefisien alfa Cronbach di atas 0,7 untuk sebagian besar item.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun