Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Warisan Leluhur di Ujung Jari

18 September 2024   10:06 Diperbarui: 18 September 2024   10:12 13 0
Warisan Leluhur di Ujung Jari
 
Mentari pagi menyapa lembut desa Kelingking, menyapa deretan rumah panggung yang berdiri kokoh di atas tanah berpasir. Udara sejuk berembus membawa aroma kopi dan rempah-rempah, aroma khas yang selalu menyambut setiap pagi di desa ini. Di tengah keramaian pasar tradisional, seorang perempuan tua dengan rambut putih beruban sedang mendemonstrasikan seni menenun kain tenun ikat. Jarinya lincah menuntun benang-benang berwarna, membentuk motif-motif rumit yang sarat makna.
 
"Ini adalah motif 'Bunga Teratai', Nak," ujar perempuan tua itu, sambil menunjukkan kain yang sedang ditenunnya. "Motif ini melambangkan kesucian dan kekuatan, seperti teratai yang tumbuh di air keruh namun tetap mekar dengan indah."
 
Mata anak muda itu berbinar, penuh kekaguman. Ia mengamati dengan seksama setiap gerakan tangan perempuan tua itu, seolah-olah ingin menyerap semua pengetahuan yang tersimpan di balik setiap helainya benang. Ia terpesona oleh keindahan motif-motif yang tercipta, motif-motif yang tak hanya indah dipandang mata, tapi juga menyimpan cerita panjang tentang sejarah dan budaya desa Kelingking.
 
"Kain tenun ikat ini adalah warisan leluhur kami, Nak," lanjut perempuan tua itu, suaranya lembut namun penuh makna. "Setiap motif memiliki makna tersendiri, menceritakan kisah tentang kehidupan, alam, dan kepercayaan kami. Melalui tenun, kami meneruskan warisan budaya kepada generasi berikutnya."
 
Anak muda itu mengangguk, matanya berkaca-kaca. Ia terharu melihat semangat perempuan tua itu dalam melestarikan warisan budaya desa Kelingking. Ia menyadari bahwa setiap helainya benang yang ditenun mengandung nilai-nilai luhur yang harus dijaga dan dilestarikan.
 
Sejak hari itu, anak muda itu mulai belajar menenun dari perempuan tua tersebut. Ia ingin meneruskan warisan leluhur, menjaga tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad. Ia ingin memastikan bahwa keindahan dan makna yang terkandung dalam kain tenun ikat tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
 
Di ujung jari anak muda itu, kini terukir warisan leluhur, warisan budaya yang tak ternilai harganya. Ia berjanji untuk menjaga dan melestarikan warisan itu, untuk memastikan bahwa cerita dan nilai-nilai luhur desa Kelingking tetap hidup di setiap helainya benang yang ditenun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun