Yang tersayang bundaku,
ku teringat ketika kau menimangku
kau nyanyikan nina bobo sebagai pengiring tidurku
kau hiburku ketika aku menangis
kau rawatku ketika aku sakit
sentuhan lembutmu bagai air yang mengalir tanpa putus
tetapi kini …
*
dan kau ayah,
dengan tanganmu yang kokoh
mengangkatku tinggi-tinggi sambil berkata:
„kau kelak akan melebihi tinggi ayah“
lalu kau menimangku sambil menyanyikan lagu daerah
tetapi kini …
*
aku sebatang kara,
kalian meninggalkanku sendiri
rasa bahagia menjadi lara
bagiku, di bumi ini, tidak ada toleransi lagi
hanya bulan, bintang dan matahari menjadi temanku
*
ku ciptakan duniaku sendiri
bermimpi jika aku seorang pangeran
di kerajaan awan
bintang kejora sebagai mahkotaku
pohon yang kokoh sebagai tongkatku
dan pelangi sebagai singgasanaku
*
di bawah pimpinanku
tak seorangpun boleh menyakiti
tak seorangpun boleh mencuri
tak seorangpun boleh berdusta
tak seorangpun boleh merana
*
kemudian ...
ku terjaga dari mimpiku
ketika kurasa sentuhan lembut kalian
senyuman penuh harapan akan masa depan
dari ayah dan bunda angkatku
*
walaupun sesekali kurasa luka masa lalu
tetapi cinta kalian cepat membalutnya