Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Artikel Utama

Bell’s Palsy, Penyakit Langka yang Bikin Panik

19 Januari 2011   06:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:25 4695 8
Sekedar sharing pengalaman saya yang sudah sembuh dari peyakit langka ini. Menjelang Lebaran Idul fitri kemarin saya mengalami sakit kepala sebelah atau migrain. Tidak terasa sakit amat dan sudah pasti saya biarkan saja karena nanti juga sembuh dengan sendirinya. Seperti biasa saya pun tetep masuk kantor. Sudah 2 hari kepala tetep senut-senut sepanjang hari. Kali ini khusus dibelakang telinga kiri saya. Pada saat bangun untuk santap sahur kepala sudah tidak sakit lagi, tapi alangkah terkejutnya saya ketika mau minum air putih, sebagian airnya keluar lewat bibir kiri. Jadi saya tidak bisa minum seperti biasanya. Ketika makan pun susah termasuk berbicara, khusus vocal u dan o tidak begitu jelas didengar. Kelopak mata kiri saya juga tidak bisa menutup penuh ketika berkedip jadi mata terasa kering. Adik saya yg pertama kali liat wajah saya langsung panik. "Kok wajahmu menceng (miring sebelah)"katanya. Saya langsung bercermin. Innalilahi...bener mirip orang idiot atau wajah terserang stroke. Kepala saya langsung pening ,nangis sedih. Betapa tidak masih muda, kok sudah kena stroke siapa nanti yang mengurus saya. Ibu sudah tua ga maulah saya merepotkannya. Berbagai bayangan masa depan suram sudah terbayang dibenak pikiran yg kacau balau. Pagi itu saya minta ijin tidak kerja. Mau langsung kerumah sakit. Beberapa rumah sakit ternyata tidak ada dokter specialis syaraf, karena beberapa hari lagi lebaran, jadi banyak dokter specialis syaraf yang sudah ambil cuti pulang kampung. Wah tambah panik lagi belum tau ini penyakit apa tapi banyak teman dan tetangga bilang itu stroke. Sejujurnya takut juga jika dokter bilang begitu. Tapi yg membuat saya heran, kok cuma wajahnya saja yg menceng anggota badan yang lain tidak apa-apa. Malahan sehat. Pergi kerumah sakit saja sendiri naik motor. Mudah-mudahan bukan stroke. Hampir semua rumah sakit yang ada dibatam saya datangi. Tapi adanya dokter umum. Ada satu rumah sakit yg masih buka specialist saraf tapi tidak praktek setiap hari jadi mesti nunggu 2 hari lagi prakteknya. Bingung muter-muter daerah Batam akhirnya saya berhenti di pengobatan tradisional cina. Terpaksa karena keingintahuan akan penyakit ini. Dan ditangani langsung tabib dari Cina, dia tidak bisa berbahasa Indonesia jadi ada penerjemah disampingnya. Dia mengatakan penyakit ini bisa juga gejala stroke. Hancur hati ini mendengarnya. Dan sang tabib pun tidak bisa langsung menangani katanya mesti minum obat selama 4 hari dan obat suntik dulu. Katanya sih biar peyakitnya muncul total, jadi saraf mana saja yang terkena dan untuk menghindari menjalar kesaraf lain dan nantinya disuruh akupuntur dan bermacam metode lainya. Harus rutin dilakukan sampai minimal 7 kali dengan biaya yang lumayan mahal juga. Empat hari lagi disuruh datang ke tabib Cina itu. Dan yang saya ingat sekali membuat saya ragu datang berobat ke pengobatan Cina bahwa tabib itu mengatakan semua metode yang dilakukan bisa saja membuat sembuh, bisa saja cacat total, artinya wajah saya tidak bisa kembali seperti semula.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun