Pagi sendu, langit kelabu. Seorang kurir mengantarkan sebuah buket berpita warna pink, dan bunga-bunga warna bergairah -- dominasi mawar merah, di sana-sini ada beberapa tangkai bunga gladiol dan aster warna-warni.
Kukirimkan pesan singkat kepadamu, "Terima kasih, Sayang. Tapi sejujurnya aku lebih suka bunga bank."
"Bercanda!" lanjutku dengan membubuhkan stiker dakocan terbahak.
Kurangkai sebuah puisi terindah sepanjang pengalamanku bersajak, sependek ingatanku merasa mampu menggubah sajak cinta. Lalu kukemas rangkaian puisi istimewa ini dalam sebuah bingkai bergambar dua hati saling bertaut.
Paket digital "Hanya Untukmu, My Valentine" -- begitu bunyi kalimat pengantar pesanku.
Dalam bilangan detik, pesanmu membuatku kesal.
"Terima kasih, My Sweet Pie. Andai saja aku bisa memahami sebuah puisi. Andai saja kau mengirimkan rekaman suara syahdumu membacakan sendiri puisi itu, dan pencerahan makna setiap lariknya. Hey, aku juga bercanda!" Sebuah stiker Hulk menyeringai membuyarkan fokus perhatianku.
Bagi Anda Para Pembaca yang budiman, saya percaya bahwa setiap hari kita menghayati makna kasih sayang, dengan hidup saling mengasihi! Salam canda juga, eh serius!
*) Cerita di atas adalah rekaan semata. Bila ada kemiripan dengan pengalaman Anda, mohon maaf itu tidak disengaja.
Indria Salim - 18 Feb. 2021
