Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi: Tangisan Sunyi

20 Juni 2020   08:59 Diperbarui: 20 Juni 2020   08:53 399 65
Bocah cilik itu kembali. Seluruh hunian kini diwarnai tangis seraknya. Seorang tetangga mendambakan anak, sembilan tahun menanti dan akhirnya pupuskan asa. Dia trenyuh dan hancur hatinya menjadi saksi kebingungan bocah tanpa kasih sayang.

Bocah itu bungsu dari empat bersaudara. Sejak mulai bisa berjalan, peran bungsu mirip korban perundungan oleh kakak-kakaknya, atau anak ayam merindukan rengkuhan hangat sayap induknya.

Belum cukup, keluarganya ambyar karena ibunya lebih memilih hati seorang pria yang setiap hari menjadi tukang pengemudinya di dunia kerja.

Suatu pagi, kudengar suara ayah si bocah bercerita dengan tetangga di seberang rumah.
Ternyata itu kunjungan terakhirnya di rumah keluarganya sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun